8 Kebiasaan yang Dimiliki Pendengar yang Baik: Empati Tinggi

Lintang Bestari

Penulis

8 Kebiasaan yang Dimiliki Pendengar yang Baik: Empati Tinggi

Intisari-Online.com – Penelitian menunjukkan, rata-rata orang hanya mendengar 25% dari keseluruhan cerita. Sisanya, masuk kuping kanan dankuping kiri. Namun, ahli pendengaran, Paul Sacco, Ph.D, mengatakan ada beberapa kebiasaan yang membedakan pendengar yang baik dengan yang bukan. Inilah 8 kebiasaan yang dimiliki oleh pendengar yang baik:

* Mereka fokus kepada pembicaraanFokus pada pembicaraan merupakan karateristik pendengar yang baik. Kalau kita berada di percakapan sepenuhnya, kita senang mendengarkan apa yang orang lain katakan dan merespon dengan cepat. Artinya, kita harus menyampingkan gangguan lain seperti dari handphone misalnya. “Pendengar yang baik benar-benar menyampingkan segala hal dan fokus pada orang yang berada di depannya. Hasilnya, orang yang diajak bicara pun sadar bahwa kita menyimak omongan mereka dan tertarik pada saran yang kita katakan,” kata Paul.

* BerempatiMendengarkan secara efektif merupakan tanda kita memiliki empati pada orang yang sedang berbicara dengan kita. “Pendengar yang baik biasanya menempatkan dirinya di posisi orang yang sedang bercerita. Memahami apa yang mereka rasakan,” ujar Paul yang juga asisten profesor di University of Maryland School of Social Work.

* Berpikiran terbukaPendengar yang baik tahu jika setiap percakapan yang terjadi tidak selalu dapat menyelesaikan masalah besar. Namun, percakapan itu membawa kepada pemahaman lebih jauh.“Mendengarkan itu seperti keajaiban. Kita tidak langsung menyelesaikan masalah itu juga. Namun, mendengar pemikiran orang lain membuat kita jadi lebih dekat dengan mereka dan mengerti apa yang dia rasakan dan ingin sampaikan,” papar Paul.

* Cerdas secara emosionalKecerdasan emosional atau kesadaran akan emosi yang kita dan orang lain miliki bisa memperbaiki interaksi apa pun. Termasuk mendengarkan. Menurut Travis Bradberry, pengarang buku Emotional Intelligence 2.0, EQ merupakan tolak ukur kemampuan mendengar kita.“Jika saat ada orang berbicara kita malah berpikir mengenai apa yang harus kita katakan selanjutnya, itu artinya kita tidak sedang mendengarkan. Namun, jika kita berhenti melakukan apa yang kita lakukan dan fokus terhadap apa yang lawan bicara sampaikan, kita mengaktifkan syaraf di otak sehingga tubuh kita mengarah ke orang tersebut secara otomatis. Tindakan itu bisa membantu kita mendapat informasi lebih banyak,” papar Travis.(huffingtonpost)