Penulis
Intisari-Online.com - Keinginan agar anak menjadi pribadi mandiri pasti dimiliki oleh setiap orangtua. Sayangnya, beberapa anak menjadi pribadi yang mandiri karena paksaan, bukan karena kesadaran.
Masih saja ada orangtua yang salah kaprah dalam menerapkan cara agar anak mandiri. Sebagian memilih memberikan berbagai fasilitas pribadi pada anak agar anak tumbuh cepat mandiri.
Sebagian lainnya malah bersikap tegas dan atau bahkan galak agar anak segera memiliki sikap mandiri. Lalu, manakah yang benar?
“Mandiri jangan selalu dikaitkan dengan melatih anak melakukan aktivitas sendiri tanpa bantuan orangtua. Pada anak usia 2 sampai 3 tahun, melatih anak mandiri sejak dini dapat dilakukan dengan membiarkan anak mencoba berbagai aktivitas sederhana seperti membawa gelas sendiri atau makan sendiri. Hal tersebut bisa meningkatkan kepercayaan diri anak,” ujar Ayoe panjang lebar.
Pemikiran di atas yang seringkali menyebabkan anak mandiri bukan karena kesadaran atau keinginannya, tapi karena paksaan orangtua dan kondisi. Hal ini justru tidak baik dan bisa berakibat pada rasa tidak nyaman pada anak serta tumbuh kembangnya secara normal.
Langkah awal mengenalkan anak soal konsep mandiri ialah dengan menjelaskan apa saja yang menjadi tanggung jawab dirinya sesuai tuntutan tingkatan usia. Paparkan, kewajiban dan hak seperti apa yang dimiliki oleh anak.
Jangan lupa untuk merinci berbagai risiko atau dampak bila anak tidak tahu mana yang sebaiknya ia lakukan dan yang tidak.
Selalu damping anak saat ia mulai mencoba hal baru dalam hidupnya. Ini baik untuk memberi pengalaman secara langsung tentang sikap kedewasaan yang memiliki banyak makna.
(tabloidnova.com)