Find Us On Social Media :

Shallowing Hypothesis: Teori tentang Facebook, Twitter dan Instagram yang Bikin Orang Jadi Lebih Mudah Menghakimi?

By Eunike Iona Saptanti, Jumat, 11 Maret 2016 | 10:00 WIB

Shallowing Hypothesis: Teori tentang Facebook, Twitter dan Instagram yang Bikin Orang Jadi Lebih Mudah Menghakimi?

Intisari-Online.com - Studi terbaru membuktikan, sosial media seperti facebook, Twitter dan Instagram membuat penggunanya lebih berpikiran sempit dan menjadi kurang bermoral. Hal ini disebabkan karena sosial media membuat orang lebih cepat merespon tanpa dipikirkan terlebih dulu.

Teori ini dinamakan “The Shallowing Hypothesis” dan menunjukan bahwa siapapun yang menggunakan sosial media biasanya tidak memperdulikan orang lain dan terobsesi terhadap dirinya sendiri.

Misalnya, setelah melihat kehidupan orang lain yang lebih kaya, hidup kita juga ingin menyamai orang yang kita lihat di sosial media. Kita ingin jadi lebih kaya. terkenal, tampan atau cantik.  Kita sulit untuk menggunakan sosial media sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat.

Penelitian dari jurusan psikologi di Canada’s Windsor University, menggambil sampel dari 100 mahasiswa dan mengamati perilaku mereka di sosial media seperti, seberapa sering mereka mengakses situs jejaring sosial, dan mengamati perbedaannya antara tujuan hidup, nilai dan norma, dengan “tujuan hidup” ketika mereka bermain sosial media.

Dari penelitian itu, tiga sosial media yang paling membuat pikiran menjadi lebih sempit adalah Facebook, Twitter dan Instagram.  Semakin banyak dan sering mereka menggunakan sosial media, mereka lebih memiliki tujuan dalam hidupnya yang bersifat hedonis (bersenang-senang) dan kerap mementingkan ‘image’ daripada melakukan perbuatan yang lebih bermanfaat.

Dalam jurnal Personality and Individual Differences yang memuat penelitian ini, para peneliti mengatakan bahwa ‘Shallowing Hypothesis” membuktikan sosial media dan perkembangan teknologi membawa perubahan drastis kepada masyarakat.

Selain itu, dampak yang lain adalah, penurunan prestasi para siswa, karena sosial media mengubah pola pikir menjadi lebih instan dibanding berpikir secara analitis yang membutuhkan pengetahuan dari berbagai sumber.

Kemudian, sering berinteraksi di sosial media, misalnya di Facebook, membuat masyarakat menjadi sulit berpikir reflektif dan lebih sering mengompromikan nilai-nilai moral yang seharusnya diterapkan.

Studi lebih lanjut tetap dibutuhkan dalam penelitian ini, namun fakta ini bisa dijadikan peringatan dini tentang bahaya terlalu sering menggunakan sosial media. (Mirror.co.uk)