Find Us On Social Media :

Anak Usia Sebelum 12 Tahun Sebaiknya Tak Punya Media Sosial

By Moh Habib Asyhad, Senin, 14 Maret 2016 | 06:00 WIB

Anak Usia Sebelum 12 Tahun Sebaiknya Tak Punya Media Sosial

Intisari-Online.com - Anak usia sebelum 12 tahun sebaiknya tidak memiliki media sosial. Menurut psikolog anak dan remaja Ika Putri Dewi, M.Psi, alih-alih memperbanyak pertemanan, terlebih pertemanan di media sosial, yang harus ditekankan pada anak usia ini adalah pembentukan konsep diri.

Menurutnya, kegiatan positif yang diikuti anak usia sekolah dasar (7-12 tahun) bisa memberi prestasi membanggakan yang merupakan modal sebagai konsep diri. Selain itu, anak juga bisa berinteraksi langsung dengan teman-temannya.

Internet sebatas untuk mengerjakan tugas atau mencari informasi dengan cepat saja,” tegas Ika.

Saat anak berusia di atas 12 tahun, media sosial sudah menjadi kebutuhan karena di usia ini pertemanan dengan sebaya menjadi penting. Remaja juga mulai mencari pertemanan yang lebih luas. “Mereka menggunakan media sosial bukan cuma untuk gaya, tapi memenuhi kebutuhan mereka, yakni pencarian jati diri dan ekspresi diri,” ujar psikolog dari Yayasan Pulih ini.(Baca juga: Cara orangtua menjaga anak dari bahaya media sosial

Meski demikian, anak-anak tetap perlu pendampingan orangtua, terlebih bagi mereka yang belum benar-benar matang. Mereka yang belum matang secara emosional, cenderung gampang menjadi kecanduan.

“Memang saat ini ada tools untuk mengontrol apa yang bisa dilihat anak di internet, tapi itu belum tentu efektif. Jangan mudah mempercayakan begitu saja pada alat, tetap harus ada komunikasi antara orangtua dan anak tentang etika memakai internet atau media sosial,” kata Widuri LSM ICT.(Baca juga: Cara mendongkrak karier dengan media sosial

Tak hanya itu, batasan-batasan anak dalam memakai internet seharusnya sudah diketahui anak sebelum orangtua memberikan gadget. Mereka harus diberi ketegasan bahwa tujuan memberi gadget itu apa, kapan anak boleh berinternet dan sebagainya.

Orangtua juga sebaiknya lebih maju satu langkah dibanding anaknya. “Kalau tidak tahu dengan aplikasi atau media sosial tertentu, minta ajari anak. Jangan takut dibilang gaptek, karena orangtua minimal sudah tahu apa yang dilihat anak,” tambah Widuri.