Lakukan 10 Hal Ini Saat Anak Malas Mengerjakan PR (1)

Tika Anggreni Purba

Penulis

Lakukan 10 Hal Ini Saat Anak Malas Mengerjakan PR (1)

Intisari-Online.com – Anak-anak memiliki banyak alasan agar tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Sebagai orang tua, kadang kita kewalahan untuk menghadapi kemalasan anak ini.

Mereka biasanya berkata “Sudah dikerjakan di sekolah”, “Enggak ada PR hari ini, Ma”, “ngapain dikerjakan toh enggak diperiksa kok, Pa”. Sedangkan kita menerima laporan buruk dari sekolah tentang PR yang jarang dikerjakan.

Lalu apa yang harus dilakukan orang tua agar anak tidak malas mengerjakan PR? Simak strategi berikut ini.

* Berhentilah mengomelinya

Semakin kita mengomel, semakin ia enggan untuk melakukannya. Anak biasanya merasa terganggu kalau diomeli soal PR. Sebaliknya, cobalah tenang, lakukan pendekatan yang lebih lembut dan penuh dukungan. “Mama/Papa tahu kamu PR kamu susah, yuk kita pikirkan sama-sama caranya, ya”. Anak akan merasa lebih didukung dan lebih ringan untuk mengerjakan PR.

* Dorong dia untuk melakukan yang terbaik

Tidak semua anak bisa langsung menangkap semua materi yang diberikan gurunya. Sehingga saat ia mengalami kesulitan itu, mereka cenderung terintimidasi. Bahkan mereka mengatakan pada dirinya sendiri “aku memang tidak bisa”, “aku benci matematika”. Nah, saat anak mengalami hal itu, doronglah ia untuk melakukan usaha terbaiknya dari pada tidak sama sekali. * Ajari dia prioritas

Sebagai orang tua, kita bisa mengajarkan pada anak bahwa PR bersifat darurat dan mesti dikerjakan segera. Agar ia tidak merasa berbeban berat, ajari dia untuk mengerjakan yang paling mudah terlebih dahulu. * Jangan paksa

Kita mungkin berpikir bahwa anak harus mengerjakan PR saat ini juga. Jangan dipaksa. Berikan dia waktu untuk beristirahat terlebih dahulu. Kita wajib mendorongnya pelan-pelan untuk mengerjakan PRnya setelah tidur siang atau biarkan dia bermain terlebih dahulu.

* Bertahan 15 menit

Ingatkan anak Anda bahwa mengerjakan PR tidak akan memakan waktu yang sangat lama. Berikan timer untuk mengerjakan PR. Misalnya, setiap 15 menit ia boleh beristirahat 5 menit. Sehingga anak akan berjuang untuk bertahan selama 15 menit. Mungkin ia akan menemukan bahwa ternyata mengerjakan PR tidak selama yang ia pikirkan.