Find Us On Social Media :

9 Kebiasaan Mental yang Merusak Kebahagiaan (1)

By Tika Anggreni Purba, Senin, 28 Maret 2016 | 12:00 WIB

9 Kebiasaan Mental yang Merusak Kebahagiaan (1)

Intisari-Online.com –Semua manusia pasti merindukan kebahagiaan dalam hidupnya. Itulah sebabnya rasa sakit, terluka, dan menderita menjadi momok mengerikan bagi manusia. Namun, tahukah Anda bahwa respon yang benar terhadap hal yang buruk akan mengubah jalan hidup Anda?

Kita gagal bahagia, karena kita meresponi hidup dengan kebiasaan mental yang buruk. Kebiasaan-kebiasaan yang sering tidak kita sadari merongrong kebahagiaan jiwa kita. Identifikasi 9 kebiasaan mental buruk ini, segera buang jika Anda menemukannya pada diri Anda!

* Tidak memaafkan kesalahan orang lain

Banyak orang menganggap “memaafkan” dan “melupakan” adalah sebuah kesamaan. Tapi melupakan bukanlah arti pengampunan yang sebenarnya. Kebanyakan kita juga sering mengakui bahawa kita telah memaafkan seseorang, padahal tidak dalam kenyataannya. Memaafkan adalah membiarkan diri Anda bebas dari rasa disakiti, bebas dari rasa bersalah, dan menerima kenyataan yang terjadi.

Memaafkan adalah ketika Anda menyatakan berhenti untuk membalas dendam pada orang lain. Setelah itu, Anda akan merasa tenang ketika dituntut untuk sebuah rekonsiliasi. ketika Anda memaafkan bukan berarti mengecilkan kesalahan orang lain. Tapi memaafkan akan mengurangi depresi, stres, dan permusuhan yang merugikan Anda. Memaafkan adalah cara terbaik untuk menyayangi diri Anda sendiri.

* Tidak memaafkan diri sendiri

Anda mungkin melakukan kesalahan diri sendiri dan sulit untuk beranjak dari rasa bersalah yang mendalam. Penyesalan, rasa malu, dipermalukan, dan merasa bersalah dari sebuah kesalahan bisa menghantui kita bertahun-tahun. Perasaan itu bisa membuat diri Anda semakin sulit, pesimis, dan merasa tidak layak.

Jika Anda menemukan diri Anda terjebak dalam kesalahan masa lalu, mulailah untuk menyelesaikannya dalam diri Anda. Cobalah menemukan alasan logis mengapa Anda terus bertarung dalam pikiran Anda dan terjebak dalam perasaan pahit yang menekan. Kesalahan masa lalu tidak bisa diubah lagi, tapi Anda perlu memandang masa kini dan masa depan.

* Terlalu banyak “berpikir”

Sudah jadi persoalan umum bahwa pikiran adalah sumber dari begitu banyak gangguan kesehatan psikis. Mulai dari kecemasaan, rendah diri, dan kehilangan harapan. Apakah Anda sering memikirkan hal-hal buruk yang belum terjadi? Itulah pemikiran yang sia-sia. Pemikiran itu hanya membuat Anda lebih berpikir mengenai keburukan daripada kebaikan. Dalam hal ini, kita harus bijaksana dalam mengatur apa yang harus kita pikirkan dan tidak.

* Membuat standar yang terlalu tinggi untuk orang lain

Anda selalu kecewa dan kesal pada orang di sekitar Anda? Itu artinya Anda merasa diperlakukan lebih rendah dari harapan Anda. Jangan-jangan Anda sedang memiliki aturan dan prinsip kaku pada diri Anda yang Anda terapkan pada orang lain. Yang paling bisa membuat kecewa adalah, bahwa Anda sendiri pun tidak mengikuti standar tersebut.

Bisa dibilang, ini adalah perilaku yang munafik. Anda mengharapkan orang lain melakukan apa yang Anda sendiri belum mampu lakukan. Untuk hal ini segeralah instropeksi diri, belajar berempati pada orang lain, dan kurangi kemarahan Anda.

Psychologytoday.com