9 Kebiasaan Mental Yang Merusak Kebahagiaan (2)

Tika Anggreni Purba

Penulis

9 Kebiasaan Mental Yang Merusak Kebahagiaan (2)

Intisari-Online.com –Semua manusia pasti merindukan kebahagiaan dalam hidupnya. Itulah sebabnya rasa sakit, terluka, dan menderita menjadi momok mengerikan bagi manusia. Namun, tahukah Anda bahwa respon yang benar terhadap hal yang buruk akan mengubah jalan hidup Anda?

Kita gagal bahagia, karena kita meresponi hidup dengan kebiasaan mental yang buruk. Kebiasaan-kebiasaan yang sering tidak kita sadari merongrong kebahagiaan jiwa kita. Identifikasi 9 kebiasaan mental buruk ini, segera buang jika Anda menemukannya pada diri Anda!

* Putus asa

Keputusasaan hanya akan merusak kebahagiaan Anda. Putus asa sangat berbahaya karena meningkatkan risiko depresi dan keinginan untuk bunuh dini. Putus asa berarti berpikir bahwa segala sesuatu tak mungkin lagi berubah. Anda harus tahu, selama masih manusia masih hidup, akan selalu ada harapan. Anda harus percaya bahwa banyak hal indah dan harmonis di luar keputusasaan Anda.

* Merasa tak punya kontrol akan hidup

Perasaan tidak berdaya berasal dari keyakinan bahwa Anda tidak memiliki kontrol akan situasi hidup Anda sendiri. Hal inilah yang sering membuat kita merasa tidak perlu repot-repot untuk mencoba. Pola pikir ini berkorelasi dengan depresi dan lalai. Kebiasaan ini akan menghambat diri Anda dalam segala hal. Semakin Anda meremehkan kemampuan Anda sendiri, tak akan pernah ada perkembangan dan peluang yang membawa Anda pada kebahagiaan dan ksesuksesan.

* Percaya mitos

Percaya akan mitos-mitos dan ramalan masa mendatang kadang-kadang merusak perhatian Anda akan masa depan. Anda bisa jadi hanya percaya pada sebuah keberuntungan demikian pula sebaliknya. Karena mitos dan ramalan Anda terjebak pada kondisi yang merusak jiwa Anda. Jika mitos yang Anda harapkan tidak terjadi, maka Anda akan kecewa.

* Paranoid

Sikap melebih-lebihkan sesuatu adalah satu tanda kognitif dari paranoid. Anda menjadi depresi karena terlalu khawatir akan apa yang akan diperbuat orang lain pada Anda. Anda takut gagal, takut memulai, dan ketakutan-ketakutan tak berasalan lainnya.

* Tidak bersyukur

Tanpa latihan rasa syukur, yakinlah tidak akan pernah ada kebahagiaan. Rasa syukur bukanlah untuk hal-hal besar yang terjadi dalam hidup Anda. Rasa syukur mencakup segala hal, baik itu kecil atau besar, baik atau buruk. Kemampuan Anda akan bersyukur dalam segala keadaan akan membawa Anda pada kelegaan jiwa. Hal kecil apa yang terakhir kali Anda syukuri?

Psychologytoday.com