Find Us On Social Media :

Jangan Anggap Remeh Anemia Pada Anak! (1)

By Monalisa Darwin D, Sabtu, 9 Januari 2016 | 06:00 WIB

Jangan Anggap Remeh Anemia Pada Anak! (1)

Intisari-Online.com - Anemia atau kurang darah ternyata sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah dan umumnya disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh. Jangan anggap remeh anemia pada anak!

Penyebab anemia yang paling sering terjadi adalah dikarenakan berkurangnya produksi sel darah merah berupa defisiensi besi, asam folat, vitamin B12, dan kegagalan sumsum tulang (anemia aplastik), selain itu juga karena gangguan pematangan sel darah merahe, penyakit kronis, dan penghancuran sel darah merah akibat infeksi.

Mengapa kita boleh menganggap remeh anemia pada anak? Karena di Indonesia, jenis anemia yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi besi, dimana penyakit ini cenderung menyerang anak-anak yang mengalami kadar hemoglobin rendah dalam darah akibat kekurangan zat besi. Hal ini dapat terjadi karena pola makan yang tidak seimbang, proses penyerapan yang tidak baik, terjadinya peningkatan kebutuhan zat besi (misalnya pada anak-anak masa pertumbuhan, ibu hamil serta menyusui, dan saat seseorang kehilangan darah).

Menurut kriteria WHO, anemia yang terjadi pada anak berusia kurang dari enam tahun ditandai dengan hemoglobin yang kurang dari 11 gram per dl, sedangkan pada anak yang berusia lebih dari enam tahun, ditandai dengan hemoglobin yang kurang dari 12 gram per dl. Gejala umum anemia adalah lesu, lemah, cepat letih, pucat lama, pusing, dan mudah mengantuk. Biasanya juga disertai dengan kulit kering, kuku kusam, dan kulit berwarna kuning.

Penyebab langsung timbulnya anemia zat besi adalah asupan makanan yang tidak cukup secara kuantitatif dan kualitatif, serta karena infeksi penyakit, seperti cacingan dan malaria. Zat besi berpengaruh terhadap kognisi, aktivitas mental, seperti kegiatan untuk mendapatkan, menyimpan, mengeluarkan, dan memakai informasi serta pengetahuan. Ada pula penyebab tidak langsung dari anemia, yaitu ketimpangan gender, sehingga ketersediaan dan distribusi pangan keluarga yang bergizi untuk ibu serta anak terabaikan.