Find Us On Social Media :

Mengantasipasi Terjadinya Bayi Kolik

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 11 Januari 2016 | 07:00 WIB

Mengantasipasi Terjadinya Bayi Kolik

Intisari-Online.com - Banyak hal yang menyebabkan bayi terus menangis. Salah satunya bisa disebabkan oleh sindrom kolik. Kolik adalah sindrom nyeri yang disebabkan penyakit atau gangguan pada alat pencernaan di dalam rongga perut, dan ini biasa menyerang bayi usia 3-4 bulan.

Apa penyebab kolik, hingga kini belum diketahui secara jelas. Meski begitu, beberapa ahli mencoba mengemukakan pendapatnya berikut ini, berikut anjuran menyikapinya:

Tidak disendawakan

Beberapa ahli berpendapat, keadaan ini diawali oleh  masalah pada sistem saluran pencernaan bayi, sehingga membuat gas-gas yang dihasilkan saluran pencernaan tidak dapat dikeluarkan tubuh. Salah satu penyebab menumpuknya gas ini adalah setelah minum/menyusu, bayi tidak disendawakan dengan baik, sehingga perutnya kembung, selanjutnya timbullah kolik.

Oleh sebab itu, para orangtua selalu dianjurkan untuk selalu sendawakan bayi seusai menyusu ASI/minum susu. Caranya, gendong bayi di pundak dengan wajah menghadap ke belakang. Pegang bagian bokongnya dengan satu tangan, sedangkan tangan lain memegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya.

Stres dan merokok

Ibu yang stres maupun merokok saat hamil diduga berisiko memiliki bayi yang lebih sering kolik. Oleh sebab itu, para ibu sebaiknya menjalani pola hidup sehat, melakukan kegiatan yang membuat ibu nyaman dan senang saat hamil, selain menjauhi rokok.

Susu dan olahannya

Sebauh penelitian terbaru menyebut, hampir separuh bayi dengan kolik memiliki reflux gastroesophageal (refluks asam lambung) ringan. Refluks adalah reaksi asam lambung yang berulang dan menyebabkan masalah pencernaan bayi. Salah satu tandanya adalah tangisan kesakitan yang berkepanjangan. Adapun penyebab refluks, salah satunya adalah intoleransi laktosa karena konsumsi susu sapi.

Intoleransi laktosa adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu mencerna laktosa, yaitu bentuk gula yang berasal dari susu. Kabarnya, kolik lebih sering ditemukan pada bayi yang mendapat susu botol ketimbang bayi yang disusui ibunya. Bayi juga dapat mengalami kolik lantaran intoleransi laktosa dari makanan yang dikonsumsi ibunya.

Ingat, saat menyusui, apa yang dimakan ibu, dikonsumsi juga oleh bayi. Bila ibu mengonsumsi susu sapi, maka protein yang berasal dari susu sapi dapat terbawa dalam ASI.

Bila ASI ini diberikan kepada bayi, maka ia pun berisiko mengalami kolik akibat intoleransi laktosa. Lantaran usus bayi masih dalam tahap perkembangan, sensitivitas usus tersebut menyebabkan produksi gas yang menimbulkan rasa nyeri.