Find Us On Social Media :

Meski Dianggap Berbahaya, Nyatanya Sianida Terkandung dalam Banyak Makanan Sehari-hari

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 14 Januari 2016 | 12:00 WIB

Meski Dianggap Berbahaya, Nyatanya Sianida Terkandung dalam Banyak Makanan Sehari-hari

Intisari-Online.com - Kita tahu, dalam dosis yang besar, sianida sangat berbahaya. Tapi tahukah kita bahwa banyak makanan kita sehari-hari yang mengandung sianida—tentunya dengan kadar yang sedikit. Lalu, apakah kita harus meninggalkan makanan-makanan itu?

Menurut Centers for Diseases Control and Prevention (CDC), kita bisa saja terkena racun sianida dari sumber-sumber makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Dosis sianida yang berbahaya, umumnya berkisar antara 50 dan 200 mg hidrogen sianida.

Beberapa makanan seperti almond dan kacang lima mengandung senyawa sianida berkadar rendah. Begitupun dengan suplemen vitamin B12, ada yang mengandung sianida juga. Tak hanya itu, singkong, kacang merah, bayam, kedelai, rebung, tapioka, dan kecambah millet juga mengandung sianida rendah.

Biji buah-buahan  seperti aprikot, apel, dan buah persik juga diduga memiliki sejumlah besar bahan kimia yang dapat dimetabolisme menjadi sianida. Untungnya, bagian daging buah  yang dapat dimakan dari buah-buahan ini mengandung jumlah senyawa racun yang jauh lebih rendah dari yang terkandung di dalam biji atau lubang bagian tengahnya.

Menurut CDC, meski tubuh kita bisa mengatasi racun sianida dalam dosis sangat rendah, sebaiknya kita menghindari makan bagian buah atau tumbuhan yang mengandung senyawa racun. Misalnya, makanlah hanya daging buah apel dan buang bagian tengah serta bijinya. Cara lain menghindari efek sianida adalah dengan mengolah makanan dengan cara yang tepat sebelum dimakan.

Misal lainnya, kacang lima. Kacang lima mentah mengandung linamarin. Linamarin adalah suatu senyawa yang ketika dikonsumsi lalu terurai di dalam tubuh akan diubah menjadi hidrogen sianida. Memasak kacang lima selama 10 menit sudah cukup untuk membuatnya aman dikonsumsi.

Dalam 1.000 mikrogram vitamin B12 suplemen sianokobalamin juga mengandung 20 mikrogram sianida. Namun, menurut ahli gizi Jack Norris dari AS, jumlah sianida di dalam sianokobalamin, secara fisiologis aman dikonsumsi. Mikrogram adalah jumlah yang sangat kecil  dibandingkan miligram. Ada 1.000 mikrogram di dalam satu miligram sehingga  jumlah sianida di dalam suplemen B12  masih jauh di bawah dosis yang bisa dikatakan beracun.

Untuk diketahui, sianida akan bereaksi lebih cepat jika dihirup dan karena itu lebih berbahaya. Menghirup gas sianida, terutama di ruang yang berventilasi buruk, memiliki potensi bahaya terbesar. Umumnya, eksposur mematikan  sianida adalah hasil dari kecelakaan alias perbuatan tidak disengaja atau bisa juga tindakan yang disengaja. Karena sifat racunnya yang sangat cepat,  sianida umum  digunakan dalam aksi terorisme dan pembunuhan.