Perhatikan Lima Mitos dan Fakta tentang Tulang Belakang dan Lutut Ini (1)

Eunike Iona Saptanti

Penulis

Perhatikan Lima Mitos dan Fakta tentang Tulang Belakang dan Lutut Ini (1)

Intisari-Online.com - Kita sering mengabaikan kesehatan tulang belakang dan lutut. Padahal, tulang-tulang ini berperan sangat besar untuk menopang tubuh kita. Posisi tubuh yang sering salah dan penanganan yang tidak tepat terjadi nyeri menjadi pemicu peradangan pada tulang belakang dan sendi-sendi lutut. Ini dia lima mitos yang beredar mengenai sakit lutut.

Mitos: Seseorang yang menderita cedera olahraga dan harus dioperasi, tidak akan bisa berolahraga lagi seumur hidupnya.Dokter Luthfi Gatam, Sp.OT. FICS. Spine Surgeon (K) dalam acara pengenalan teknologi terbaru pada poli ortopedi di Rumah Sakit Pondok Indah mengatakan, melalui penanganan yang tepat cedera olahraga bisa diatasi dan pasien bisa berolahraga seperti biasa. “Operasi lutut kini menggunakan bahan oxinium. Bahan oxinium memiliki daya tahan hingga 30 tahun dan lebih licin. Sehingga,pasien pasca operasi lutut bisa melakuka aktivitasnya. Kebanyakan dari mereka yang pernah operasi lutut adalah atlet. Mereka bisa kembali melakukan olahraga,” katanya.

Mitos: Naik-turun tangga bagus untuk kesehatan.“Naik tangga itu sama saja menopang 3,5 kali berat tubuh. Jika terlalu sering naik tangga dengan alasan supaya sehat, sebaiknya dikurangi. Naik tangga memang bagus untuk jantung, tapi tidak untuk lutut. Sebaiknya pilih naik lift, atau berolahraga dengan jalan santai. Kebiasaan naik-turun tangga berisiko mengalami pengapuran dini,” kata dr. Luthfi.

Mitos: Olahraga terbaik untuk menurunkan berat badan bagi penderita obesitas adalah lari.Lari bisa menyebabkan kelebihan beban pada lutut. Sebaiknya penderita diabetes berolahraga dengan jalan kaki, bersepeda santai, dan berenang.

Mitos: Nyeri lutut disebabkan karena kekurangan cairan.Nyeri lutut disebabkan oleh pengapuran karena permukaan sendi (tulang rawan sendi) rusak atau terjadi peradangan.

Mitos: pengapuran lutut disebabkan karena kelebihan asupan kalsium.Pengapuran lutut termasuk golongan penyakit rematik yang timbul akibat usia, berat badan, dan gerakan sendi yang berlebihan. Pengapuran sendi tidak ada kaitanya dengan kekurangan kalsium.

Luthfi mengatakan, nyeri lutut kerap dialami oleh perempuan yang terlalu sering memakai sepatu hak tinggi. Menurutnya, sudah diteliti bahwa perempuan yang sering memakai sepatu lebih dari 4 cm lebih berisiko terkena penyakit nyeri lutut.