Penulis
Intisari-Online.com - Lexi Melton (7), seorang gadis kecil asal Seattle mengalami kelainan genetik langka, yaitu sindrom auriculocondylar. Lexi terlahir tanpa tulang rahang bawah. Kondisi itu membuatnya sulit bernapas dan berbicara.
Meski demikian, tubuh dan otak Lexi berkembang dengan sehat. Sejak lahir pada November 2008 lalu, Lexi telah menjalani 11 kali operasi rekonstruksi rahangnya.
Akan tetapi, operasi tak berhenti sampai di situ. Setidaknya, hingga dewasa Lexi perlu menjalani tiga kali operasi lagi karena rahang yang dipasang saat ini tidak mengikuti pertumbuhannya.
Dokter menceritakan, mulanya sudah melihat sesuatu yang tidak beres pada kehamilan Lisa Melton di usia 28 minggu.
Tim medis dari rumah sakit anak di Seattle mengungkapkan, rahang Lexi berhenti berkembang. Lexi pun lahir lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Saat lahir, tidak terlihat rahang pada wajah Lexi.
Kondisi Lexi memang sangat langka. Kepala divisi bedah plastik dan juga direktur bedah, dokter Richard Hopper mengungkapkan, baru melihat tiga kasus penyakit ini termasuk Lexi.
Di seluruh dunia, dilaporkan hanya 24 kasus sindrom auriculocondylar yang pernah ditemukan. Kasus ini tak hanya kelainan pada rahang, tetapi juga bagian telinga. Beberapa tanda sindrom ini, yaitu pipi menonjol, mulut kecil, dan wajah asimetri.
"Rahangnya tidak hanya kecil, bentuknya juga tidak normal atau rahang seperi terbalik," kata Hopper.
Lexi telah mendapat perawatan intensif sejak lahir. Untuk membantu Lexi bernapas, tim dokter memasukkan tabung tracheostemy. Tahun 2011 atau ketika usia Lexi mencapai 3 tahun, dokter baru bisa melakukan rekonstruksi rahang. Rekonstruksi dilakukan dengan mengambil tulang rusuk Lexi untuk dicangkokkan ke rahangnya.
Meski memiliki kelainan, Lexi tumbuh menjadi anak yang ceria. Menurut Sang ibu, Lexi adalah gadis yang kuat dan sangat bersemangat dalam menjalani hidupnya.
(Dian Maharani/kompas.com)