Find Us On Social Media :

Tiga Pengamat Politik Nilai Jokowi Cerdas Gunakan KPK untuk Eliminasi Calon Menteri Bermasalah

By Ade Sulaeman, Kamis, 23 Oktober 2014 | 20:45 WIB

Tiga Pengamat Politik Nilai Jokowi Cerdas Gunakan KPK untuk Eliminasi Calon Menteri Bermasalah

Intisari-Online.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) urung mengumumkan susunan menteri-menteri di kabinetnya. Meski demikian, Jokowi masih mendapat tanggapan positif terkait proses pemilihan menteri tersebut. Bahkan, tiga pengamat politik menilai Jokowi cerdas menggunakan KPK untuk mengeliminasi calon menteri bermasalah.

Ketiga pengamat politik tersebut adalah Agung Suprio dari FISIP Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi dari Program Pascasarjana UI, serta Hendri Satrio dari Universitas Paramadina. Ketiganya kompak mengapresiasi cara yang dipilih Jokowi tersebut.

Dengan idealisme dan visi yang luhur untuk membentuk sebuah kabinet yang bersih, Agung menilai Jokowi berhasil mengatasi ketidakberdayaannya terhadap kekuatan partai politik pendukung serta dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Oleh karena itu, boleh jadi, Jokowi meminjam tangan KPK untuk menyingkirkan orang-orang yang dianggapnya bermasalah padahal merupakan rekomendasi dari partai pendukungnya dan Megawati,” ujar Agung, Kamis (23/10/2014).

Sementara Ari, pengamat politik yang menilai Jokowi cerdas menggunakan KPK untuk mengeliminasi calon menteri bermasalah, menilai cara yang diambil Jokowi sudah tepat karena proses eliminasi terlihat lebih “halus”. Selain itu, cara ini juga menunjukkan bahwa Jokowi mengedepankan kualitas dan integritas, bukan sekadar pencitraan.

“Soal memilih menteri itu hak prerogratif Jokowi sebagai seorang presiden. Saya rasa tidak boleh ada yang tersinggung jika tidak dipilih oleh Jokowi. Karena ini yang dikehendaki masyarakat,” tutur Ari, Kamis (23/10/2014).

Istilah lain dari cara yang diambil Jokowi untuk menggunakan KPK muncul dari Hendri. Pengamat komunikasi politik tersebtu menilai dengan cara tersebut, Jokowi tak harus mengotori tangannya sendiri saat mencoret nama menteri.

“Jokowi orang yang cerdas dan tidak mudah menjadi presiden sekaligus petugas partai. Oleh karena itu, dia perlu alat bantu untuk seleksi menteri sehingga bila calon menteri dari partai ada yang bermasalah, bukan dia yang katakan bersalah,” papar Hendri, Kamis (23/10/2014).

Jika pengamat politik saja menilai Jokowi cerdas menggunakan KPK untuk mengeliminasi calon menteri bermasalah, rasanya kita bisa berharap banyak dari kualitas para calon menteri di kabinet Jokowi. (tribunnews.com, kompas.com, metrotvnews.com)