Find Us On Social Media :

Lima Hal Kenapa Manusia Percaya dengan Roh Halus dan Segala Tetek Bengeknya (1)

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 31 Oktober 2014 | 19:45 WIB

Lima Hal Kenapa Manusia Percaya dengan Roh Halus dan Segala Tetek Bengeknya (1)

Initsari-Online.com - Masyarakat Celtic kuno percaya, setiap akhir Oktober, malam sebelum akhir musim panas, batas antara yang hidup dan yang mati menjadi bias. Hantu-hantu berkeliaran di bumi. Dua ribu tahun kemudian, orang-orang percaya bahwa dunia gaib adalah benar-benar nyata. Dalam artikelnya di Huffington Post, Carol Kuruvilla, menyebut ada lima hal kenapa manusia percaya dengan roh jahat dan segala tetek bengeknya.

Sebelum menjabarkan lebih jauh, Kuruvilla memberi sedikit paparan apa itu roh. Bagi Kuruvilla, roh adalah makhluk gaib, tapi bukan Tuhan. Kalangan skeptis cenderung tidak percaya dengan roh. Tapi Rabbi Bradley Hirschfied, co-founder dan editor di TheWisdomDaily.com, memperingatkan, bahwa garis antara yang spiritual dan fisik merupakan “artificial contrivance at best”.

Semua agama mempunyai konsep tentang roh

“Hampir semua kepercayaan kuno menyebut bahwa manusia bisa diserang oleh makhluk dari alam lain,” ujar David Frankfurter, profesor agama di Universitas Boston sekaligus penulis buku Evil Incarnate: Rumors of Demonic Conspiracy and Satanic Abuse in History.

Teks-teks Hindu dan Budha menyebut makhluk-makhluk bertaring: Asura dan Rakshas, yang bisa merusak jiwa seseorang. Yudaisme sejatinya tidak memiliki gagasan yang kuat tentang roh, tapi cerita rakyat Yahudi menyebut, ada beberapa kerusakan yang disebabkan oleh roh jahat dan marah. Roh jahat itu bernama Shaydim dipercaya bisa mendatangkan malapetaka kepada seseorang bahkan ketika orang itu berada di dalam rumah. “Talmud menyarankan supaya orang-orang Yahudi menempatkan abu di kamar tidur untuk menangkap jejak kaki shaydim,” kata Hirschfield kadap HuffPost.

Quran dalam Islam menyebut jin, makhluk tak terlihat dengan jiwa yang berapi-api yang hidup di dunia, tetapi di dimensi yang lain. Meskipun kitab suci Islam ini menyebut bahwa jin tidak melulu jahat, tapi sebagian besar jin diidentikkan dengan sesuatu yang jahat (biasa disebut setan dan iblis). Jin dalam banyak hal, mirip manusia: lahir, mati, jatuh cinta—tapi mereka bisa terbang. Jika ada keburukan, orang-orang Islam selalu melabeli itu sebagai perbuatan setan.

Dalam Islam dan beberapa agama yang berasal dari Asia, roh jahat diidentikkan dengan berbadan besar. Ia muncul untuk menggoda manusia agar ingkat dari keimanannya.

Dalam Kristen, kekuatan-kekuatan spiritual lebih terpolarisasi. Kristen percaya, roh-roh yang baik adalah perwujudan dari semua yang baik di dunia, seperti Roh Kudus, sementara yang jahat adalah jelmaan setan. Seperti dalam Islam, setan dalam Kristen diutus untuk menggoda orang yang beriman.(Bersambung)