Find Us On Social Media :

Lima Hal Kenapa Manusia Percaya dengan Roh Halus dan Segala Tetek Bengeknya (4-habis)

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 1 November 2014 | 16:00 WIB

Lima Hal Kenapa Manusia Percaya dengan Roh Halus dan Segala Tetek Bengeknya (4-habis)

Intisari-Online.com - Masyarakat Celtic kuno percaya, setiap akhir Oktober, malam sebelum akhir musim panas, batas antara yang hidup dan yang mati menjadi bias. Hantu-hantu berkeliaran di bumi. Dua ribu tahun kemudian, orang-orang percaya bahwa dunia gaib adalah benar-benar nyata. Dalam artikelnya di Huffington Post, Carol Kuruvilla, menyebut ada lima hal kenapa manusia percaya dengan roh jahat dan segala tetek bengeknya.

Roh bisa mengendalikan orang, menggiringnya berperilaku jahat

Menurut Frankfurter, profesor dari Universitas Boston, Kristen Pentakosta percaya setan bertanggung jawab atas kecanduan yang tidak diinginkan, seperti pornografi, alkohol, obat-obatan. Sementara dalam kepercayaan Islam, jin jahat, seperti dipaparkan oleh LiveScience, sering dipandang sebagai dorongan balik penyakit mental dan penyakit saraf seperti epilepsi.

Kesurupan, menurut Gereja Katolik Roma, adalah sesuatu yang menakutkan. Ada beberapa tanda orang kesurupan atau dikuasai oleh makhluk halus. Di antaranya adalah keengganan untuk suci, dalam arti merasa “kepanasan” saat mendekat dengan sesuatu yang dianggap suci, gereja atau masjid, misalnya. Ada juga yang tiba-tiba mengeluarkan kemampuan yang sebelumnya tidak ada, misal, tiba-tiba si orang yang kesurupan tersebut bisa berbahasa asing padahal sebelumnya tidak pernah belajar. Mereka biasanya terlihat gemetar tak terkendali.

Roh jahat bisa diusir

Eksorsisme, atau ritual pengusiran roh jahat, masih banyak dipraktikkan di Amerika Serikat. Frankfurter menunjukkan bahwa ritual ini mendapat perhatian lebih terlebih setelah rilis film “The Exorcits”.

Dalam gereja-gereja Pantekosta, eksorsisme biasanya terjadi dalam sebuah kelompok yang teratur, biasanya dilakukan dalam sebuah upacara kebaktian biasa atau kebaktian kebangunan rohani khusus. Pelepasan ini biasanya dilakukan dalam keadaan yang “sangat luar biasa” di mana seseorang berada dalam kondisi “kesurupan yang tidak biasa”.

“Dalam kondisi ini, pendeta biasanya akan meletakkan tanggannya di atas kepada orang yang kesurupan itu. Dan berdoa atas nama Yesus Kristus supaya orang tersebut terhindar dari pengaruh roh jahat,” ujar Lee, pendeta dari Assemblies of God.

Frankfurter mengatakan, pengalaman mengusir setan di sebuah gereja Pantekosta adalah “sebuah pengalaman katarsis yang luar biasa” bagi mereka yang mungkin merasa berjuang untuk keluar dari pengaruh roh jahat.

Dalam Hindu, menurut penurutan Bhargava, orang-orang yang ingin lepas dari Asura harus melakukan upacara persembahan supaya terlepas dari pengaruh jahatnya. Dalam Islam, beberapa muslim juga percaya bahwa roh-roh jahat seperti jin dan setan bisa diusir dari tubuh. dikenal dengan istilah ru’yah. Selama ritual ru’yah, pengusir setan—biasanya para kiai dan ustaz—akan membaca ayat-ayat Al-Quran, menggunakan minyak suci dan air, dan kadang si kiai tersebut terlibat pembicaraan dengan makhluk tersebut.

Dalam Katolik, eksorsisme berbeda satu dengan yang lain. Hal ini dikarenakan tiap individu berbeda satu dengan yang lain. Pengusir setan dalam Katolik harus mendapat persetujuan dari uskup setempat. “Jangan bayangkan, eksorsisme dalam agama-agama seperti cara Ghostbuster membasmi hantu,” ujar Thomas.