Intisari-Online.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp2.000 per liter mulai Selasa (18/11). Meski menuai banyak protes, kenaikan BBM bersubsidi dirasa memang perlu dilakukan. Setidaknya jika merunut pada 10 alasan harga BBM bersubsidi harus naik versi Katadata.
“Pemerintah perlu segera menyusun rencana (roadmap) yang jelas untuk mengurangi subsidi BBM secara bertahap guna mengakhiri era BBM murah,” tulis Katadata yang diwakili Research Director Katadata Heri Susanto dan Managing Director Katadata Ade Wahyudi dalam Press Briefing bertajuk “Arah Kebijakan Subsidi BBM Pemerintahan Baru” di Warung Daun, Cikini, Jakarta (13/11/2014).
Berdasarkan riset yang dilakukan Katadata, terdapat 10 alasan harga BBM bersubsidi harus naik versi Katadata. Berikut lima di antaranya:
6. Negara yang memberi subdisi BBM untuk rakyatnya sudah semakin berkurang. Vietnam salah satu contoh negara yang tidak lagi memberi subsidi BBM bagi rakyatnya. Bahkan sebagian negara menerapkan pajak untuk BBM yang mereka sediakan.
7. Negara-negara kaya minyak seperti Iran, yang memiliki cadangan minyak terbesar ketiga di dunia, mulai memangkas subsidi BBM dengan menaikan harga BBM secara bertahap, sesuai harga pasar.
8. Alasan harga BBM bersubsidi harus naik versi Katadata berikutnya terkait dengan jumlah anggaran yang diperuntukan untuk subsidi BBM jauh lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran untuk infrastruktur, kesehatan dan pemberantasan kemiskinan.
9. Pendapatan minyak dan gas Indonesia sudah tidak cukup lagi menutup ongkos subsidi energi tersebut.
10. Keberadaan BBM bersubsidi yang murah menyebabkan energi-energi alternatif seperti gas alam, panas bumi dan bioenergi seolah terlupakan.
Itulah lima dari 10 alasan harga BBM bersubsidi harus naik versi Katadata.