Penulis
Intisari-Online.com -Tanpa menafikan peran yang tim penyelamat lainnya, Badan SAR Nasional alias Basarnas menjadi salah satu garda terdepan dalam proses penyelamatan tragedi AirAsia QZ8501 yang hilang Minggu (28/12) lalu. Salah satu lini Basarnas yang menarik dikulik adalah BSG alias pasukan Basarnas Special Group, seperti apakah grup khusus ini?
Sejak pertama AirAsia QZ8501 dikabarkan hilang, Basarnas segera mengerahkan lima kapal SAR dari beberapa wilayah berbeda di Indonesia. Salah satunya adalah Kapal Negara 224 yang berangkat dari Dermaga Kalijabat, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Berbeda dengan kapal milik Basarnas yang lain, kapal ini membawa 20 anggota tim khusus BSC tadi.
Dari namanya, kita tahu anggota tim khusus ini bukan anggota denggan kemampuan biasa-biasa saja. Mereka rata-rata bertubuh tegap, berperawakan mirip prajurit militer. Sekilas, kita tahu seperti apa kemampuan yang mereke miliki.
Charles Batlajery, Komandan Kompi BSG mengakui, BSG adalah tim khusus yang berbeda dengan sebagian besar anggota Basarnas. Keahlian teknik penyelamatan dan kemampuan bertahan di berbagai situasi merupakan kelebihan yang dimiliki seluruh anggota BSG. Charles yang masuk menjadi anggota Basarnas 2005 masuk pada 2012. Saat ini, seluruh anggota BSG hanya berjumlah 60 orang. Charles kemudian menjelaskan perbedaan utama antara anggota BSG dengan anggota Basarnas biasa.
Syaratnya cukup berat
Seluruh anggota BSG dibekali keahlian untuk bertahan di berbagai kondisi alam. Mulai dari segala kemampuan penyelamatan, baik di udara, laut, dan di daratan. Sementara anggota biasa hanya hanya diajarkan satu bidang keterampilan. Untuk menjadi anggota BSG, para anggota Basarnas harus melewati proses seleksi yang sangat ketat.
Charles mengatakan, salah satu syarat menjadi anggota BSG adalah memiliki catatan kesehatan yang baik. Tak heran, tugas yang diberikan bagi anggota BSG selalu yang tergolong cukup berat. Terakhir, para anggota BSG ikut turun tangan dalam evakuasi bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kini, saat proses evakuasi AirAsia QZ8501, para anggota BSG dibebani peran yang cukup vital. Pencarian pesawat dilakukan dengan menyisir wilayah perairan antara Pulau Belitung, Selat Karimata, hingga mendekati Pulau Kalimantan, yang diduga menjadi titik hilangnya pesawat. Berjam-jam waktu pencarian pun dilewati para anggota BSG.
Tingginya ombak laut yang mengguncang kapal tak menjadi halangan bagi para kru penyelamat berseragam oranye tersebut. Selama berada di atas kapal, masing-masing anggota BSG mengambil perannya masing-masing.
Secara bergantian, 20 anggota BSG melakukan pemantuan, berharap menemukan jejak pesawat yang membawa 155 penumpang dan 7 awak tersebut. Setelah menerima kabar lokasi jatuhnya pesawat, anggota BSG segera melakukan persiapan evakuasi. Persiapan dilakukan dengan menyiapkan perlatan selam dan peralatan pendukung lainnya guna mengangkat jenazah.
Memang, sampai berita ini ditulis, belum semua korban tragedi AirAsia QZ8501 bisa dievakuasi lantaran buruknya cuaca di seputaran Selat Karimata. Meski demikian, para anggota pasukan Basarnas Special Group masih terus berupaya mencari korban dan puing-puing pesawat AirAsia QZ8501. (Tribunnews.com)