Find Us On Social Media :

Mengais Potongan Informasi dari Puing-puing AirAsia QZ8501 yang Sudah Ditemukan

By Ade Sulaeman, Jumat, 2 Januari 2015 | 20:15 WIB

Mengais Potongan Informasi dari Puing-puing AirAsia QZ8501 yang Sudah Ditemukan

Intisari-Online.com - Sambil menunggu jawaban resmi tentang penyebab jatuhnya AirAsia QZ8501 dari hasil penyelidikan tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), situs popularmechanics.com mencoba mengais potongan informasi dari puing-puing AirAsia QZ8501 yang sudah ditemukan.

Apapun informasi yang sudah diperoleh saat ini, yang terpenting adalah fakta bahwa pesawat tersebut ada dan sudah ditemukan. AirAsia QZ8501 tidak akan menjadi teka-teki kecelakaan pesawat berikutnya, seperti yang terjadi pada pesawat Malaysia Airlines MH370.

Selain itu, perlu ditekankan pula bahwa informasi apapun yang akan dipaparkan disini masih spekulatif, tidak akurat 100 %.

Potongan informasi pertama dari puing-puing AirAsia QZ8501 yang sudah ditemukan adalah pesawat tidak mendarat dengan ‘lembut’ dan utuh. Diduga sebelumnya beberapa bagian pesawat sudah lepas saat masih berada di udara. Selanjutnya kondisi pesawat semakin hancur setelah menabrak air. Hal ini merujuk pada sebaran puing-puing pesawat.

Meski tercerai-berai, kondisi objek-objek yang ditemukan, khususnya jasad penumpang atau kru, masih dalam kondisi utuh. Hal ini menunjukkan bahwa saat menabrak air, pesawat tidak berada dalam kecepatan tinggi.

Selanjutnya peneliti dapat membangun probabilitas peta di mana pesawat menghantam air. Caranya dengan melihat lokasi bagian-bagian yang lebih berat dari struktur pesawat, yang saat ini mungkin sudah berada di dasar laut. Sebagai informasi, kebanyakan pesawat yang kehilangan kendali menyentuk permukaan pada jarak 25 miles (sekitar 40,2 km) dari posisi terakhir pesawat tersebut terdeteksi radar.

Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah lokasi jatuhnya pesawat ditemukan adalah mengintip sinyal ultrasonik yang berasal dari kotak hitam. Setelah terdeteksi, saatnya drone atau kapal selam yang dikendalikan jarak jauh mengambilnya. Untuk kondisi di perairan sekitar Pangkalan Bun yang dangkal, maka masih sangat mungkin para penyelam yang bertugas mengambil blackbox.

Potongan informasi dari puing-puing AirAsia QZ8501 yang sudah ditemukan belum bisa menjawab penyebab pesawat nahas tersebut jatuh. Meski banyak yang “menuduh” cuaca sebagai biang keladinya, fakta yang ditemukan pada tragedi Adam Air 574 dapat membantahnya. Perlu diketahui, meski menempuh cuaca buruk, sistem navigasi Adam Air 574 lah yang menjadi penyebab pesawat tersebut jatuh ke laut.