Penulis
Intisari-Online.com -Pro dan kontra izin terbang AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata Minggu (28/12) lalu terus menjadi perbincangan. Yang paling baru, beberapa saat setelah keluar pernyataan dari otoritas Bandara Juandar terkait legalitas penerbangan, rekaman ATC AirAsia QZ8501 muncul di Soundcloud.
Jika dirunut ke belakang, izin terbang sejatinya sudah didapat AirAsia QZ8501 pada saat hari kejadian. Rekaman dengan judul file “ATC PK AXC-QZ8501 201412272225Z” itu diunggah di situs Soundcloud oleh pengguna dengan User-ID “digitizing” pada 3 Januari 2015, sesaat setelah Kemenhub membekukan izin terbang AirAsia rute Surabaya – Singapura.
Untuk lebih jelasnya, berikut bunyi rekaman tersebut.
Seperti dilansir dari Kompas.com, rekaman tersebut adalah rekaman asli ATC Juanda pada Minggu (28/12). File itu sendiri direkam dalam format UTC atau waktu Zulu (GMT +0) sehingga tanggal yang tertera masih 27 Desember 2014 pukul 22.25 GMT, yang artinya Minggu 28 Desember 2014 pukul 05.25 WIB.
Pada menit ke-10 rekaman yang berudarasi 20 itu terdengar suara dari AirAsia QZ8501 (dengan calsign Wangon Air 8501) yang memberitahukan posisinya di-parking stand A9, dengan registrasi PK-AXC (Alpha X-ray Charlie), jumlah penumpang, dan tujuan penerbangan.Jika disimak dengan lebih detail, percakapan itu kira-kira seperti ini:
AWQ8501: "Tower, Wagon Air eight five zero one good morning..."
Tower: "Wagon Air 8501 good mornig Juanda Tower, go ahead..."
AWQ8501: "Eight five zero one (registrasi) alpha x-ray charlie parking stand Alpha Niner (A9) destination Singapore POB (passenger on board) one six one, request push and start, wagon air eight five zero one..."
Tower: "Wagon Air eight five zero one parking stand number Alpha niner Pushback and start approved heading west runway one zero, exit sierra two..."
Beberapa saat kemudian, tepatnya menit ke-4, AirAsia QZ8501 meminta izin ke ATC untuk menuju ke landas pacu. ATC kemudian mengarahkan QZ8501 ke runway 10 yang sedang digunakan saat itu. Menit ke-07.07, ATC kemudian memberikan izin keberangkatan kepada AirAsia QZ8501 melalui airways M635 dengan ketinggian jelajah awal 24.000 kaki.
"Wagon Air eight five zero one clear to Singapore, mike six three five level two four zero initial, RAMPY one alpha departure squawk number seven zero zero five," demikian kata petugas ATC yang bersuara wanita tersebut.
Secara logika, jika ATC sudah memberikan clearance, itu berarti flight plan tersebut telah disetujui. Dan perlu diperhatikan, flight plan hanya bisa dibuat dan disetujui jika sudah ada izin dan slot di kedua bandara asal dan tujuan. Secara prosedural, jika ATC telah memberikan izin, tentunya AirAsia QZ8501 sudah memiliki izin terbang, sebagaimana yang diungkapkan oleh otoritas Singapura sebagai negara tujuan.
Hal ini juga ditegaskan oleh Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS) yang dalam situs resminya mengatakan bahwa AirAsia QZ8501 memiliki jadwal penerbangan dari Surabaya ke Singapura pada Minggu (28/12). CAAS juga menegaskan, persetujuan Indonesia-Singapura terhadap jadwal penerbangan tersebut diberlakukan sejak 26 Oktober 2014 sampai 6 Maret 2015.
Jadi, seperti kebeneran perizinan terbang AirAsia QZ8501? Masih menjadi polemik. (Kompas.com)