Penulis
Intisari-Online.com – Setiap ada kecelakaan pesawat terbang, benda ini seperti menjadi kata akhir terhadap semua kemungkinan penyebab kecelakaan. Saking saktinya, warnanya yang oranye ngejreng (dengan maksud agar mudah ditemukan) pun tak sanggup mengubah sebutannya, yakni kotak hitam. Bahkan, fungsinya sebagai alat rekam pun tidak mampu mengubah sebutanya menjadi kotak rekam. Sebenarnya, bagaimana sih cara kerja kotak hitam itu?
Di dalam kotak hitam terdapat dua bagian penting: perekam suara di kokpit (merekam suara pilot dan awaknya serta suara-suara lain di kokpit) dan perekam data penerbangan (yang memantau ketinggian penerbangan, kecepatan pesawat, serta parameter instrumen lainnya). Berhubung data-data ini penting untuk penyelidikan setelah terjadi kecelakaan pesawat, maka dirancanglah alat yang tahan terhadap segala macam kecelakaan.
Perekam data penerbanan ini dikenalkan tahun 1950-an. Semenjak Federation Aviation Administration (FAA) mengharuskan semua pesawat komersial berukuran besar untuk memasangnya di pesawat, kotak hitam segera menjadi bagian tak terpisahkan dari pesawat terbang komersial.
Perekam terbaru menggunakan chip flash-memory yang mampu menyimpan data selama beberapa tahun tanpa butuh catu daya. Perekam kokoh yang terbaik dapat menyimpan data sekitar 80 MB (megabyte) – sedikit di bawah memori komputer menengah, namun cukup untuk menyimpan dua jam percakapan dari ruang kokpit atau senilai pembacaan panel instrumen pesawat sehari penuh. Perekam ini juga mampu memroses dan memampatkan data.
Lantaran harus tahan di segala jenis kecelakaan, bodi kotak hitam dibikin sekuat mungkin. Serangkaian tes kekuatan dilakukan seperti membenturkannya ke lempengan alumunium dengan gaya 3.400 g (A), menimpuknya dengan baja seberat 225 kg dari ketinggian 3 m (B), digencet dengan mesin pres berkekuatan 2.250 kg (C), merendamnya seharian dalam kotak air bertekanan setara dengan tekanan bawah permukaan (D), serta dibakar dalam api bersuhu 1.000oC (E). Selain dilindungi “jaket” kokoh, di bawah kotak ada peredam panas untuk melindungi cipnya.
Meski kotak hitam saat ini sudah lebih perkasa dibandingkan dengan model lama, FAA masih terus memperbaiki kinerja si oranye ini. Misalnya saja dengan menambah instrumen yang direkam. (Intisari Januari 2005)