Penulis
Intisari-Online.com -Pesawat AirAsia QZ8501 memang jatuh di perairan Selat Karimata, Pangkalah Bun, Kalimantan Tengah. Meski demikian, sebagian serpihan dan jenazah penumpang juga ditemukan di perairan Majene, Mamuju Tengah, Mamuju Timur,Pinrang, dan Pare-pare. BMKG menyebut, angin monsun menyebabkan serpihan AirAsia QZ8501 menyebar sampai perairan Sulawesi.
Angin monsun yang bertiup kencang dari barat ke timur perairan Indonesia menyebabkan serpihan—juga jenazah—pesawat AirAsia QZ8501 terseret gelombang hingga menyebar ke Teluk Mandar dan Selat Makassar.
Ada sekitar tujuh jenazah dan puluhan serpihan pesawat ditemukan nelayan di sekitar wilayah tersebut: Mamuju Tengah, Mamuju, Majene, Pinrang, hingga ke Parepare sejak lima hari terakhir.
Setiawan, Kepala BMKG Majene, mengatakan, angin monsun yang bertiup kencang dari barat ke timur menyebabkan jenazah dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 dengan cepat terseret gelombang. "Jenazah dan serpihan AirAsia terseret akibat pertemuan angin monsun dan gelombang di perairan Baturoro hingga jenazah dengan cepat terdorong angin dan gelombang hingga ke perairan Majene dan sekitarnya," kata Setiawan.
Lebih lanjut, Setiawan mengatakan, gelombang tinggi disertai angin kencang menyebabkan muara angin dan gelombang bertemu di perairan Baturoro hingga mendorong jenazah dan serpihan pesawat. BMKG memperkirakan seluruh jenazah maupun serpihan pesawat yang sudah sebulan lebih itu telah merapat ke pantai.
Itulah kenapa serpihan AirAsia QZ8501 menyebar sampai Sulawesi. (Kompas.com)