Find Us On Social Media :

Foto Ikonik Pengibaran Bendera AS di Pulau Iwo Jima pada Perang Dunia II Digugat Sejarawan Amatir

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 4 Mei 2016 | 15:20 WIB

Foto Ikonik Pengibaran Bendera AS di Pulau Iwo Jima pada Perang Dunia II Digugat Sejarawan Amatir

Intisari-Online.com - Pencinta fotografer pasti tidak asing dengan foto ikonik pengibaran bendera AS di Pulau Iwo Jima pada Perang Dunia II milik wartawan perang Jose Rosenthal. Foto yang diambil pada 23 Februari 1945 ini sangat terkenal dan telah menerima hadiah Pulitzer. Baru-baru ini ada kabar bahwa foto ini digugat oleh sejarawan amatir di Ameriak Serikat, terkait nama-nama orang yang ada dalam foto tersebut.

Foto itu memperlihatkan lima prajurit Korps Marinir AS dan satu anggota korps rumah sakit AL mendirikan tiang bendera AS di puncak tertinggi Pulau Iwo Jima, Jepang.

Tiga marinir yang ada di dalam foto itu, yaitu Harlon Block, Franklin Sousley, dan Michael Strank, tewas dalam pertempuran beberapa hari setelah peristiwa heroik tersebut. Tiga lainnya yang selamat, yaitu Rene Gagnon, Ira Hayes, dan anggota korps rumah sakit AL John Bradley, menjadi selebriti setelah identitas mereka diungkap kepada publik.

Saat ini, korps marinir AS sedang melakukan investigasi terkait kemungkinan adanya kesalahan identifikasi terhadap satu dari enam prajurit di dalam foto bersejarah itu. Investigasi dilakukan setelah seorang sejarawan amatir meneliti foto lain yang diambil pada hari yang sama menduga sosok John Bradley, salah seorang yang ikut mengibarkan bendera, sebenarnya adalah orang lain.

Jose Rosenthal, saat mengabadikan momen itu, memang tidak menyertakan nama-nama keenam prajurit itu. Angkatan bersenjata mengidentifikasi nama-nama mereka setelah mendapat perintah dari Presiden Franklin D Roosevelt. Nama-nama yang disebut adalah yang kemudian diyakini selama 70 tahun setelah peristiwa itu terjadi.

“Korps Marinir meneliti informasi yang diberikan sebuah organisasi swasta terkait foto karya jurnalis Associated Press Joe Rosenthal terkait pengibaran bendera kedua di Iwo Jima,” demikian pernyataan Korps Marinir AS.

Nama-nama yang terlibat dalam aksi di foto itu diragukan kebenarannya setelah sejarawan asal Nebraska, Eric Krelle, bersama rekannya Stephen Folley mencuatkan keraguan terkait kisah sebenarnya di balik peristiwa heroik tersebut. Upaya keduanya menguak fakta sesungguhnya yang pernah dimuat harian Omaha World-Herald pada 2014.

Stephen Foley menjadi tertarik dengan foto Iwo Jima itu saat menjalani masa penyembuhan setelah menjalani operasi hernia. Saat membaca buku tentang pertempuran terkenal itu, Stephen menyadari ketidakonsistenan pakaian yang dikenakan John Bradley dalam beberapa foto yang diambil pada hari yang sama.

Dalam foto itu, Bradley menggulung celana panjangnya dan mengenakan topi biasa di bawah topi bajanya. Namun, di foto lain, Bradley, menurut Stephen, menggulung celana panjangnya dan tidak mengenakan topi di bawah helmnya.

Dengan bantuan Eric Krelle yang mengelola situs tentang Divisi Marinir ke-5 yang bertempur di Iwo Jima, Stephen mengembangkan sebuah hipotesis tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik foto terkenal itu. Berdasarkan analisisnya terkait foto-foto lain yang diambil pada hari yang sama, keduanya menyimpulkan, sosok yang selama ini diyakini sebagai John Bradley sebenarnya adalah prajurit marinir Harold Henry Schultz yang meninggal dunia pada 1995.

Pada 2000, James Bradley, putra John Bradley, menulis novel laris terkait para tentara pengibar bendera di Iwo Jiwa, Flags of Our Fathers, yang diangkat ke layar perak oleh Clint Eastwood pada 2006 dengan judul Letters from Iwo Jima. Mendengar hasil penyelidikan itu, tak ayal membuat James Bradley terkejut. “Ini tak masuk akal. Saya tertarik dengan fakta dan kebenaran, tetapi saya tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi,” ujarnya.