Penulis
Intisari-Online.com -Seorang bayi di China dilaporkan terlahir dengan 13 jari, masing -masing 15 jari tangan dan 16 jari kaki. Kondisi ini tentu saja membuat kaget keluarganya yang tinggal di sebuah desa miskin di Provinsi Hunan. Harapan untuk bisa operasi rasanya juga sangat sulit.
Dokter setempat mengatakan bahwa si bayi, yang bernama Honghong, memiliki kondisi aneh yang disebut polydactyly. Bisa dioperasi, tapi biaya yang dibutuhkan pasti sangat besar. Estimasi sementara, operasi ini akan memakan biaya hingga ratusan ribu dolar, dan beberapa surat kabar lokal menyerukan sumbangan untuk keluarga tersebut.
Ibunya, yang juga memiliki kondisi serupa, kaget karena dari sekian pemeriksaan yang dilakukan, termasuk USG dan pemindaian, tak disebutkan bahwa si bayi akan mengalami kondisi serupa. Hasil tes juga diperkuat oleh pernyataan dokter yang mengatakan bahwa anaknya akan lahir dengan jumlah jari normal pada kaki dan tangannya.
Dan bagaimanapun juga, kondisi si ibu tak separah si bayi. Si ibu “hanya” memiliki 12 jari tangan dan 12 jari kaki.
Polydictyly tidak dianggap sebagai gangguan genetik langka. Menurut sebuah jurnal kesehatan, kejadian ini hanya terjadi pada dua dari seribu anak yang lahir di dunia. Pada 2010, seorang anak laki-laki, juga dari China, juga lahir dengan 31 jari, tapi berhasil dioperasi ketika menginjak 6 tahun.
Meski demikian, bocah dari Shenyang itu masih memiliki masalah menggunakan tangannya karena tiga jarinya, pada masing-masing tangan, menyatu satu dengan yang lain. Ia juga kerap dirisak oleh kawan-kawannya di sekolah dengan sebutan “raksasa”.
Saat itu, si anak juga mengalahkan rekor jari terbanyak di dunia yang dipegang oleh seorang bocah dari India; dengan 12 jari tangan dan 13 jari kaki. Sementara pada 2014, rekor polydictyly dipegang oleh Devendra Suthar dari Gujarat, India, dengan 14 jari tangan dan 14 jari kaki, yang berprofesi sebagai tukang kayu. Meski berjari banyak, tidak menghalangi Devendra untuk menghasilkan perabotan-perabotan yang layak jual.(Mashable)