Penulis
Intisari-Online.com - Banyak anak-anak perempuan di Timur Tengah yang tidak mendapat pendidikan sepenuhnya. Hal ini kemudian membuat sekelompok pengusaha muda di Turki membantu mereka dengan memberikan keterampilan yang berharga, yaitu dengan belajar bahasa Inggris. Kelompok ini membuat sebuah website yang akan menawarkan pembelajaran bahasa Inggris gratis bagi anak-anak perempuan.
Situs tersebut diberinama 1word1dream dan memiliki tujuan mengajarkan bahasa Inggris tingkat dasar. Fokusnya adalah pada anak-anak perempuan usia 10-15 tahun yang telah mengetahui dasar-dasar bahasa. Pelajaran dilakukan dengan menggunakan video animasi, latihan interaktif, serta pelatihan seperti test. Siswa juga bisa berkomunikasi dengan guru secara langsung dari online selama dua jam dalam satu minggu.
Penyelenggara sedang mencari 130.000 dolar melalui penggalangan dana public untuk menciptakan software dan untuk mempekerjakan guru. Dengan uang ini juga diharapkan dapat memberikan pelajaran ke lebih dari 5000 pengguna mulai tahun ini.
Kesenjangan gender dalam pendaftaran sekolah dasar dan menengah di Timur Tengah menjadi masalah. Penyebabnya juga meliputi kemiskinan, konflik bersenjata, penikahan usia dini, dan norma agama serta sosial lainnya.
Anak-anak perempuan yang memiliki pendidikan akan lebih mungkin tidak melakukan pernikahan dini, sehingga mereka bisa bekerja formal, mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi, dan hidup lebih layak. Sehingga di kelas 1word1dream, tim berharap perempuan muda akan lebih memahami serta berkomunikasi dengan dunia yang lebih luas.
Tayhan, instruktur bahasa di Turkey’s Ahi Evran University, mengatakan bahwa bahasa Inggris dapat membantu anak perempun bekerja di luar rumah hingga menembus internasional. Ketika 5.000 perempuan menyelesaikan kursus tingkat sekolah dasar di situs tersebut, Tayhan memprediksi situs akan siap meluncurkan program tingkat menengah.
Menurut World Bank, saat ini di seluruh dunia ada 62 juta anak perempuan berusia 6 – 15 tahun yang tidak bersekolah. Anak perempuan yang berusia 6 – 11 tahun sebayak 16 juta orang tidak bisa bersekolah dibandingkan anak laki-laki yang berjumlah 8 juta.(huffingtonpost.com)