Find Us On Social Media :

Bukan Senjata Pemusnah Massal, Bom Waktu yang Mengancam Taj Mahal Itu Berupa Kotoran Serangga

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 25 Mei 2016 | 14:00 WIB

Bukan Senjata Pemusnah Massal, Bom Waktu yang Mengancam Taj Mahal Itu Berupa Kotoran Serangga

Intisari-Online.com - Bukan senjata pemusnah massal, bukan roket, bukan buldozer, bom waktu yang mengancam Taj Mahal itu bernama kotoran serangga. Menurut beberapa pakar, tembok Taj Mahal yang sering disikat karena terlalu banyak terpapar kotoran itu merusak mosaik bunga dan mengurangi kehalusan permukaannya.

Kita tahu, sejak selesai dibangun pada 1654, Taj Mahal berhasil bertahan dari berbagai jenis serangan. Kompleks ini pernah diserang oleh orang-orang Jat, dirusak tentara Inggris, dan terpapar polusi udara. Dan kini, monumen yang terletak di Agra, India, ini harus menghadapi ancaman lain yang baru teridentifikasi: kotoran serangga.

Serangga yang berkembang biak di sungai yang mengalir di dekat Taj Mahal meninggalkan jejak kotoran berwarna hijau dan hitam di dinding marmer bangunan bersejarah itu. Para pekerja setiap hari menyikat dinding Taj Mahal untuk membersihkan kotoran itu, tetapi proses pembersihan ini juga menimbulkan risiko.

Bhuvan Vikram, seorang arkeolog India, mengatakan bahwa serangkaian panel marmer yang memiliki motif tumbuhan sudah banyak yang kehilangan bentuknya akibat penyikatan yang terus-menerus ini.

Pemerintah bukannya tutup mata tentang hal ini. Mereka terus berupaya mencari solusi permanen untuk menyelesaikan masalah yang disebabkan serangga dari jenis Goeldichiromonus ini. Serangga ini adalah sejenis lalat bertubuh panjang seperti nyamuk yang berkembang biak di Sungai Yamuna.

Sungai ini sangat kotor hingga mencapai level yang tak bisa lagi menunjang kehidupan ikan yang biasanya menjadi pemangsa alami serangga itu. Sebuah laporan mengungkap bahwa bercak-bercak hijau di dinding Taj Mahal adalah kotoran serangga.

“Hasil dari survei awal menyebut Sungai Yamuna yang mengalir di belakang Taj Mahal adalah sumber masalahnya,” ujar aktivis lingkungan, Brij Khandelwal. Menurutnya, penyebab utama dari masalah serangga ini adalah Sungai Yamuna yang dalam kondisi sekarat.

Tak ada air lagi di Sungai Yamuna. “Di sungai itu hanya ada sampah industri yang mengalir dari Delhi menuju ke Taj Mahal,” tambah Khandelwal.

Kepala Departemen Entomologi di St John College di kota Agra mengatakan, pertumbuhan ganggang dan kadar fosfor yang berasal dari debu sebuah tempat kremasi merupakan sumber makanan dari para serangga itu.

Taj Mahal adalah salah satu lokasi wisata paling populer di India dan dikunjungi 7-8 juta orang setiap tahun. Taj Mahal dibangun Kaisar Mughal, Shah Jahan, yang berkuasa dari 1628-1658 sebagai makam untuk istrinya tercinta, Mumtaz Mahal. Sejak 1983, Taj Mahal sudah dijadikan Situs Warisan Dunia UNESCO dan pada 2007 menjadi pemenang dalam inisiatif 7 Keajaiban Dunia Baru.