Find Us On Social Media :

Cerita-cerita Ajaib dari Mereka yang Selamat dari Gempa Yogyakarta: Bu Suyitno yang Selamat Tanpa Lecet Sedikit pun

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 27 Mei 2016 | 16:15 WIB

Cerita-cerita Ajaib dari Mereka yang Selamat dari Gempa Yogyakarta: Bu Suyitno yang Selamat Tanpa Lecet Sedikit pun

Intisari-Online.com - Sabtu 27 Mei 2006, saat terang tanah, wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah dilanda gempa berkekuatan besar. Banyak korban berjatuhan, tapi lebih banyak lagi yang selamat. Sebagian dari mereka luput dari maut dan cedera dengan cara unik. Inilah cerita-cerita ajaib dari mereka yang selamat dri gempa Yogyakarta.

***

Bagi mereka yang berusia 30-an tahun seperti Sugeng, gempa di desanya pada Sabtu 27 Mei 2006 itu merupakan gempa terbesar yang pernah dialaminya. Kawasan Pleret, tempat Sugeng tinggal, itu termasuk daerah yang kerusakannya paling parah.

Dalam catatan sejarah, gempa berkekuatan 5,9 pada skala Richter itu bukan termasuk gempa terbesar pertama. Tercatat pada 1867 wilayah Yogyakarta sudah digoyang lindu dengan akibat 372 rumah roboh dan lima orang meninggal.

Hampir seabad kemudian, tepatnya 1943, gempa kembali melanda Yogyakarta dengan hasil yang lebih dahsyat: 2.800 rumah hancur, 213 orang meninggal, dan 2.096 orang luka-luka. Sugeng sebenarnya pernah merasakan gempa cukup besar tapi tidak ada kerusakan berarti di daerahnya. Gempa yang terjadi tahun 1981 itu tercatat membuat dinding Hotel Ambarukmo di Yogyakarta retak-retak.

Kini, seiring bertambah padat penduduk, gempa menelan banyak korban. Dari situs Sonorajogjamediacenter.org tercatat 6.234 orang meninggal, lebih dari 50 ribu luka-luka, serta lebih dari 70 ribu bangunan rusak atau ambruk. Berbagai simpati mengalir bagi para korban. Di balik peristiwa itu tersimpan kecemasan dan keberuntungan.

Selamat tanp lecet sedikit pun

Kecemasan dirasakan oleh mereka yang memiliki ikatan batin dengan wilayah yang terkena gempa. Apalagi beberapa saat setelah gempa, komunikasi bisa dikatakan putus sama sekali. Hal ini dialami Eni yang orangtuanya tinggal di Dusun Tilaman yang masuk wilayah Kecamatan Imogiri. Berhubung tidak dapat memperoleh kepastian informasi tentang keadaan orangtuanya, maka ia memutuskan untuk pulang ke Yogyakarta pada Sabtu siang itu dari Jakarta. 

Butuh perjuangan berat, sebab sesampai di Yogyakarta pada Minggu dini hari, transportasi menuju kampungnya lumpuh. Padahal jarak Yogyakarta - Imogiri lumayan juga, sekitar 17 km. Rasa cemas mengalahkan segalanya sehingga Eni, yang kebetulan pulang bersama saudaranya yang orangtuanya tinggal tidak jauh dari kampung orangtua Eni, memutuskan untuk berjalan kaki. Beruntung, baru separuh perjalanan, ada kendaraan menuju ke Imogiri yang bersedia ditumpanginya.

Eni baru merasa lega setelah tahu orangtuanya selamat, meski sebagian rumahnya hancur dan dindingnya retak-retak. Kondisi itu masih lebih bagus dibandingkan dengan bangunan milik para tetangga kiri-kanannya yang rata dengan tanah. Bahkan, Kabupaten Puroloyo, salah satu situs milik Keraton Yogyakarta pun sami mawon, rata dengan tanah. Tembok kukuhnya memang cuma batu bata yang ditata tanpa menggunakan perekat semen.

Di kampungnya korban meninggal tercatat tiga orang, kebanyakan tertimpa reruntuhan tembok rumah. Namun, ada juga yang selamat tanpa lecet sedikit pun meski rumahnya ambruk. Bu Suyitno (70), misalnya. Menurut Joko, anaknya yang bekerja di Jakarta dan buru-buru pulang ke Yogyakarta, begitu kabar gempa tersebar, di rumah yang tiga perempatnya rubuh itu ibunya tinggal bersama salah seorang anak perempuannya, Nani.

Seperti malam-malam sebelumnya, Bu Suyitno yang menderita stroke tidur di ruang tengah. Ketika gempa mengguncang, secara refleks Nani lari keluar rumah tanpa sempat menyelamatkan ibunya. Ketika gempa selesai, Nani yang ingin mengetahui kondisi ibunya teralang pintu rumah yang miring sehingga susah dibuka. Bersama saudaranya akhirnya Nani bisa masuk ke rumah, dan untunglah ibunya tidak mengalami cedera.

Padahal kondisi di dalam rumah sudah berantakan. Lemari-lemari roboh menghamburkan seluruh isinya ke mana-mana. Bisa jadi ibunya selamat karena terjatuh ke lantai dan tempat tidurnya menjadi tempat perlindungan yang kukuh.