Find Us On Social Media :

Cerita-cerita Ajaib dari Mereka yang Selamat dari Gempa Yogyakarta: Ny. Pawiro Dasi yang Keluar Lebih Awal

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 27 Mei 2016 | 16:30 WIB

Cerita-cerita Ajaib dari Mereka yang Selamat dari Gempa Yogyakarta: Ny. Pawiro Dasi yang Keluar Lebih Awal

Intisari-Online.com - Sabtu 27 Mei 2006, saat terang tanah, wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah dilanda gempa berkekuatan besar. Banyak korban berjatuhan, tapi lebih banyak lagi yang selamat. Sebagian dari mereka luput dari maut dan cedera dengan cara unik. Inilah cerita-cerita ajaib dari mereka yang selamat dri gempa Yogyakarta.

***

Keberuntungan serupa dialami Ny. Pawiro Dasi (85). Seperti pagi-pagi sebelumnya, pemilik toko terlengkap di Ganjuran, Bantul, ini duduk di samping tokonya. Namun, pagi itu ia keluar lebih awal dari biasanya. Begitu gempa terjadi, perempuan yang berkursi roda karena patah tulang punggungnya ini langsung tertimpa jendela yang jebol dan diikuti material-material lain. Suryadi, anak lelakinya yang menderita sulit bicara, begitu tahu ibunya tertimbun reruntuhan rumah, lantas berteriak-teriak memanggil ibunya sambil menangis.

Karena sambil membopong anak balitanya, tentu dia tidak bisa sendirian menyelamatkan ibunya. Suharwanto, anak bungsunya yang tinggal tak jauh dari situ, sedang membantu tetangga sebelahnya yang juga tertimpa runtuhan rumah. Akan tetapi begitu ingat akan nasib ibunya, anggota DPRD Bantul ini langsung bergegas pergi ke rumah ibunya. Bersama-sama kakak-beradik ini membongkar reruntuhan rumah yang menimpa ibu mereka. Syukurlah, sang ibu tidak mengalami luka serius, hanya pelipisnya terkena pecahan kaca, meski sempat dibawa ke RS Dr. Sardjito, Yogyakarta. Untungnya lagi, Bu Pawiro keluar dari kamar tidur lebih awal. Dinding kamar tidurnya roboh persis menimpa tempat tidurnya.

Lain lagi dengan kisah Dawami (35), warga Ngringinan, Palbapang, Bantul. Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat barang kerajinan ini sedang tiduran di kamar tengah bersama anak la-ki-lakinya. Dawami, yang belum sembuh benar dari penyakit usus buntu terkejut sekali ketika gempa terjadi. Tiba-tiba saja ruang belakang sudah mulai roboh, bersama anak-nya dia bangkit dan hendak keluar ke arah depan. Begitu sampai di pintu, ruang depan pelan-pelan juga roboh. Maka, bersama anak laki lakinya dia bertahan di ruang tengah. Kedua tangannya ke atas seakan akan ingin melindungi diri. la hanya bisa pasrah. Ajaib, kamar tengah yang dia tempati justru tidak runtuh.