Find Us On Social Media :

Cerita-cerita Ajaib dari Mereka yang Selamat dari Gempa Yogyakarta: Ignatius Warsidi Selamat karena Tikus

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 27 Mei 2016 | 16:45 WIB

Cerita-cerita Ajaib dari Mereka yang Selamat dari Gempa Yogyakarta: Ignatius Warsidi Selamat karena Tikus

Intisari-Online.com - Sabtu 27 Mei 2006, saat terang tanah, wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah dilanda gempa berkekuatan besar. Banyak korban berjatuhan, tapi lebih banyak lagi yang selamat. Sebagian dari mereka luput dari maut dan cedera dengan cara unik. Inilah cerita-cerita ajaib dari mereka yang selamat dri gempa Yogyakarta.

***

Keberuntungan juga menghampiri Ny Zubaisah (83) warga Gedogan, Sumbermulya, Bambanglipuro. Saat itu dia sedang duduk di gandok yang juga dijadikan warung kecil-kecilan. Anaknya, Sunarti (38), baru saja mengeluarkan sepeda motor bebeknya di halaman. Dia hendak mandi, lalu mengambil handuk. Meski sudah siap dengan handuk, dia mengurungkan niatnya untuk mandi lantaran matanya melihat halamannya tampak kotor pagi itu. Sunarti pun keluar, lalu menyapu halaman itu.

Baru beberapa menit menyapu, tiba-tiba tanah tempatnya berpijak bergoyang. Sunarti segera berlari ke gandok menghampiri emak-nya dan menyeretnya keluar sebelum rumah mereka roboh. Coba kalau Sunarti langsung mandi di belakang, entah apa yang terjadi dengan ibunya yang sudah sulit berjalan karena sepuh itu.

Hal yang sama dialami Ignatius Warsidi (78) yang tinggal di Tegalkrapyak, Kecamatan Dongkelan, Bantul. Gara-gara tikus ia selamat dari goyangan lindu. Malam sebelumnya, ia memasang perangkap tikus.

Pagi hari ketika sedang memasak air, istrinya melihat ada tikus terjebak di perangkap yang dipasang Warsidi. Berhubung takut memegang tikus, istrinya berniat membangunkannya untuk disuruh membuang. Baru saja Warsidi bangun, tiba-tiba tanah bergoyang. Dengan sigap suami-istri itu langsung menghambur keluar. Mereka menyaksikan rumah yang ditinggalinya luruh mencium tanah.

Anehnya, gempa sebesar itu tidak dirasakan oleh Wignyo (60-an)—warga Pundung, Kecamatan Imogiri—yang pagi itu sedang menyapu halaman. Tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh suara gemuruh robohnya rumah. Alhasil ia tidak bisa menyelamatkan istrinya yang tertimpa tembok sehingga harus dirawat di rumah sakit karena kakinya cedera.

Gempa yang berlangsung pagi itu memang tak sampai semenit lamanya. Beruntung bagi Didik (38), warga Dodotan, Sumbermulya, Bambanglipuro, Bantul. Refleks berpikir sopir Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini masih baik sehingga ia bisa selamat dari gempa. Waktu itu bersama anak perempuannya ia masih berada di dalam rumah. Begitu melihat rumah mulai roboh, Didik segera berlari ke arah lemari sambil menggandeng anaknya. Berdua mereka masuk ke dalam lemari pakaian. Meski rumah Didik hancur mencium tanah, ia dan anak perempuannya terlindung di dalam lemari.

Cerita korban yang selamat dari gempa tentu masih banyak lagi. Agar peristiwa yang memakan korban jiwa dan luka-luka itu tak terulang lagi, maka Sugeng dan korban lain yang selamat perlu mengisahkan peristiwa itu dan mengingatkan kepada anak keturunannya agar membangun rumah yang tahan gempa. Soalnya, dari reruntuhan bangunan itulah korban berjatuhan. Gempa-gempa besar di lokasi yang sama bisa jadi bakal berulang, meski dalam rentang waktu yang lama, bisa di atas 50 tahunan. Bahkan bisa 100 - 300 tahunan.