Find Us On Social Media :

Janna Jihad, Wartawan Termuda di Palestina yang Masih Berusia 10 Tahun

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 30 Mei 2016 | 16:00 WIB

Janna Jihad, Wartawan Termuda di Palestina yang Masih Berusia 10 Tahun

Intisari-Online.com - Selain melahirkan pahlawan-pahlawan kecil yang bersenjatakan ketapel, pendudukan Israel di beberapa wilayah di Palestina juga melahirkan wartawan kecil. Ialah Janna Jihad, wartawan termuda di Palestina yang masih berusia 10 tahun; secara rutin Janna melaporkan ketidakadilan tentanra Israel di kota kelahirannya melalui video.

Bocah kelahiran Nabi Saleh ini, bersama bocah-bocah Tepi Barat lainnya, secara teratur berpartisipasi dalam demonstrasi-demonstrasi menentang pendudukan Israel. Ketika memasuhi usia tujuh tahun, Janna mulai membawa video perekam untuk melaporkan apa yang ia dan kawan-kawannya lakukannya.

“Tidak banyak wartawan yang mengirimkan pesan kami ke dunia, jadi saya pikir, mengapa saya tidak mengirim pesan sendiri … dan menunjukkan kepada mereka apa yang terjadi di desa saya,” ujar Janna kepada Al Jazeera.

Meskipun tidak mewarisi darah wartawan dari keluarganya, paman Janna adalah seorang fotografer yang telah mendokumentasikan kekerasan Isreal di Nabi Saleh. Sebagian besar Janna terinspirasi darinya.

“Saya berbicara tentang apa yang terjadi,” lanjut Janna. “Saya melihat penggusuran, tentara, meriam, polisi. Mereka melakukan segala cara agar kami pergi dari tanah kami.”

Kematian dua orang di desanya—sepupunya Mustafa Tamimi dan pamannya yang lain Rushdie Tamimi—menjadi salah satu pemicunya mendokumentasikan segala sesuatu yang terjadi di Nabi Saleh. Mustafa terbunuh dengan tabung gas, sementara pamannya ditembak tepat di ginjalnya.Ibunya, antara takut dan bangga

Janna tak hanya merekam di Nabi Saleh. Menggunakan iPhone ibunya, ia melakukan hal yang sama di Yerusalem, Hebron, Nablus, dan Yordania. Videonya berisi orang-orang Palestina yang ditahan di pos pemeriksaan, pawai protes, dan kekerasan terhadap anak-anak Palestina yang dilakukan oleh tentara.

Sebagai wartawan anak-anak, Janna mengaku mendapatkan keuntungan tersendiri. Menurutnya, tentara Israel hanya menyita kamera dan alat rekam milik wartawan yang sudah dewasa. Wartawan besar.

Di Facebook, Janna mendeskripsikan dirinya sebagai pencari berita, dan telah memiliki sekitar 22 ribu pengikut. Di halaman Facebook-nya, kita bisa melihat beberapa video laporannya, yang dilaporkan dalam bahasa Arab dan Inggris.

“Kamera saya adalah senjata saya,” ujarnya tegas. “Kamera ini lebih kuat dari pistol … saya bisa mengirim pesan kepada orang-orang kecil, dan mereka dapat mengirimkannya kepada orang lain, dan kepada orang lain lainnya…”

Bagaimana dengan kelaurganya? Ibunya, Nawal Tamimi, mengaku takut sekaligus bangga terhadap anak perempuannya itu. Selain soal keselamatan, Nawal juga mengkhawatirkan pendidikannya. Begitu juga dengan pamannya.

Pamannya, Bilal, bagaimanapun juga sulit menerima pekerjaan Janna yang penuh risiko itu. “Ia harus bermain dan belajar, tetapi dalam hidup, itu bukan pilihan,” ujarnya kepada Al Jazeera. “Kita harus mengajari anak-anak kita untuk tidak menerima penghinaan dan tidak menjadi pengecut; mereka harus berjuang untuk kebebasan mereka!”