Find Us On Social Media :

Berusia 96 Tahun, Shigemi Hirata Menjadi Wisudawan Tertua di Dunia

By Moh Habib Asyhad, Senin, 6 Juni 2016 | 16:45 WIB

Berusia 96 Tahun, Shigemi Hirata Menjadi Wisudawan Tertua di Dunia

Intisari-Online.com - Pepatah kuno pernah bilang: tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat. Menuntut ilmu memang tak pandang usia, dan Sigemi Hirata benar-benar paham soal itu. Sudah berusia 96 tahun, kakek Jepang itu menjadi wisudawan tertua di dunia.

Seperti dilaporkan Agence France-Presse pada Minggu (5/6) kemarin, Hirata menerima sertifikat pegukuhan dari Guinness World Records, Jumat (3/6), setelah meraih gelar bachelor of arts (BA) dari Universitas Seni dan Desain Kyoto, awal tahun ini. Lahir di sebuah daerah peternakan Hiroshima pada 1 September 1919, tahun ketika sekutu dan Jerman menandatangani Perjanjian Versailles, Hirata kini telah menjadi seperti selebriti di kampusnya.

“Para mahasiswa, yang namanya saya bahkan tidak tahu, beramai-ramai menyambut saya,” ujar Hirata kepada Yomiuri. “Itu memberi saya banyak energi.”

Hirata, yang mengambil waktu 11 tahun untuk menyelesaikan kursus seni keramik setelah mengambil ilmu tembikar sebagai pensiunan, bersikeras bahwa tidak ada pengaturan catatan untuk dirinya. “Tujuan saya adalah untuk hidup sampai 100 tahun. Jika saya cukup fit, mungkin agak menyenangkan kalau saya melanjutkan ke pascasarjana,” tambah Hirata.

Hirata bertugas di Angkatan Laut selama Perang Dunia II dan memiliki empat cicit. “Saya sangat senang. Pada usia setua ini, rasanya menyenangkan ketika saya bisa belajar hal-hal baru,” katanya.

Beberapa warga pensiunan di Jepang, yang dijuluki sebagai “generasi berambut uban”, telah secara teratur mencetak rekor yang mengundang decak kagum generasi muda. Pada usia tuanya, mereka justru menjaga stamina dan pola hidup yang sehat agar bisa menikmati hidup yang lebih lama.

Tahun lalu, misalnya, Mieko Nagaoka, wanita berusia 100 tahun, menjadi centenarian pertama di dunia yang berhasil berenang gaya bebas sejauh 1.500 meter. Banyak kaum manula Jepang masih tetap aktif secara fisik setelah warga lain seusia mereka telah dalam kondisi berdaya atau bahkan telah meninggal.

Ada hampir 59 ribu centenarian di Jepang pada tahun 2015, menurut pemerintah. Hal itu berarti bahwa ada 46 orang di antara setiap 100 ribu orang Jepang yang berusia 100 tahun atau lebih.