Intisari-Online.com - Bertahun-tahun Rose Geil dibuat stres oleh pertumbuhan bulunya yang sangat cepat. Tapi sejak delapan bulan lalu, perempuan 39 tahun itu mulai meletakkan pisau cukurnya, dan merasa lebih seksi dengan jenggot lebatnya.
Rose pertama kali menyadari bahwa ia memiliki pertumbuhan rambut berlebih ketika berusia 13 tahun. Sejak itu, ia mulai rutin mencukur jambangnya yang cepat pertumbuhannya. Ia akan membersihkan jenggotnya setiap hendak pergi ke sekolah. Dan aktivitas itu ia lakukan selama 25 tahun setelahnya.
Meskipun tidak pernah ada diagnosis resmi, Rose percaya bahwa pertumbuhan rambut yang lebat ini akibat Polycysctic Ovary Syndrome dan persoalan genetik. Setelah sekian cara ia lakukan untuk menutupi pertumbuhan jenggotnya itu, dan tidak berdampak signifikan, Rose akhirnya memilih untuk “menyerah” pada keadaan.
“Memiliki jenggot adalah pengalaman yang luar biasa. Itu sangat sulit, setiap hari, secara emosional dan fisik, saya merasa tidak nyaman, dan gatal. Dan saya harus melawan dorongan untuk mencukurnya,” ujar Rose.
Dan dalam waktu enam minggu, jenggotnya benar-benar lebat. Dan sejak itu, ia memutuskan untuk sama sekali tidak pergi ke salon. Dan syukurnya, keputusan itu mendapat dukungan dari teman-teman dan keluarganya yang kagum dengan perjuangan Rose melawan kehendak untuk bercukur.
“Saya memiliki orang-orang yang mendukung saya, memberi selamat kepada saya. Beberapa menyebut saya sebagai sosok pemberi inspirasi,” lanjutnya. Dan belajar untuk menerima dirinya apa adanya telah membuat Rose sangat bahagia.