Penulis
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Fajar menyingsing di ufuk timur, menandai awal babak baru bagi Indonesia.
Di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, Indonesia mulai menata kembali puing-puing masa lalu, merajut mimpi untuk membangun bangsa yang lebih maju dan sejahtera.
Seperti seorang arsitek yang merancang bangunan megah, pemerintah Orde Baru merumuskan sebuah cetak biru pembangunan yang kokoh, yang kemudian dikenal sebagai Trilogi Pembangunan.
Tiga pilar utama menjadi tumpuannya: stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Trilogi ini bagaikan tiga serangkai yang saling terkait, membentuk sinergi untuk mencapai tujuan mulia: mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Stabilitas Nasional yang Dinamis: Pondasi Kokoh untuk Pertumbuhan
Ibarat kapal yang mengarungi samudra luas, stabilitas menjadi kunci untuk mencapai tujuan.
Tanpa stabilitas, kapal akan mudah oleng diterjang badai dan gelombang. Begitu pula dengan pembangunan suatu bangsa.
Stabilitas nasional yang dinamis menjadi pondasi yang kokoh bagi Indonesia untuk melaju di tengah arus global yang penuh tantangan.
Pemerintah Orde Baru menyadari betul pentingnya stabilitas.
Berbagai upaya dilakukan untuk menciptakan keamanan dan ketertiban, baik di bidang politik, sosial, maupun ekonomi.
Dwifungsi ABRI, yang menempatkan militer sebagai kekuatan pertahanan sekaligus kekuatan sosial politik, menjadi salah satu instrumen penting dalam menjaga stabilitas nasional. Sumber: Schwarz, A. (1994). A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s. Westview Press.
Meskipun pendekatan ini menuai kritik karena dianggap membatasi ruang gerak demokrasi, namun tak dapat dipungkiri bahwa stabilitas yang tercipta menjadi modal penting bagi Indonesia untuk fokus pada pembangunan ekonomi.
Investasi asing mulai mengalir masuk, kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia pun meningkat.
Pertumbuhan Ekonomi yang Tinggi: Mesin Penggerak Kemajuan
Stabilitas yang terjaga menjadi lahan subur bagi pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah Orde Baru menggenjot pembangunan di berbagai sektor, mulai dari pertanian, industri, hingga infrastruktur.
Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) menjadi panduan sistematis dalam mengelola sumber daya dan mencapai target-target pembangunan.
Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai negara agraris, mulai bertransformasi menjadi negara industri.
Pabrik-pabrik bermunculan, menyerap tenaga kerja dan meningkatkan produksi nasional. Sektor pertanian pun tak luput dari perhatian.
Revolusi Hijau digalakkan untuk meningkatkan produksi pangan, menjadikan Indonesia swasembada beras. Sumber: Booth, A. (1998). The Indonesian Economy in the Nineteenth and Twentieth Centuries: A History of Missed Opportunities. Macmillan Press.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi membawa angin segar bagi masyarakat. Pendapatan per kapita meningkat, angka kemiskinan menurun.
Indonesia mulai menunjukkan tajinya di kancah regional maupun global.
Pemerataan Pembangunan dan Hasil-Hasilnya: Menebar Keadilan Sosial
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ibarat kue yang semakin membesar.
Namun, kue tersebut harus dibagi secara adil agar seluruh rakyat dapat merasakan manisnya.
Pemerintah Orde Baru menyadari pentingnya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Berbagai program diluncurkan untuk mengurangi kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan, antara si kaya dan si miskin.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) diberikan kepada para petani dan pengusaha kecil, sementara program transmigrasi membuka peluang bagi masyarakat untuk mengolah lahan di luar Jawa. Sumber: Hill, H. (1994). The Indonesian Economy Since 1966: Southeast Asia's Emerging Giant. Cambridge University Press.
Meskipun dalam praktiknya masih terdapat kekurangan dan ketimpangan, namun upaya pemerataan pembangunan ini patut diapresiasi.
Pemerintah Orde Baru telah menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Warisan Trilogi Pembangunan
Trilogi Pembangunan menjadi landasan utama pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru.
Stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, ketiganya saling bersinergi untuk membawa Indonesia menuju kemajuan.
Tentu saja, perjalanan pembangunan tidak selalu mulus. Kritik dan kontroversi mengiringi langkah Orde Baru.
Namun, tak dapat dipungkiri bahwa Trilogi Pembangunan telah memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan Indonesia.
Kini, di era reformasi, Trilogi Pembangunan tetap relevan untuk direnungkan.
Stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan, ketiganya tetap menjadi pilar penting dalam membangun Indonesia yang lebih baik.
Kita perlu belajar dari masa lalu, mengambil hikmah dari keberhasilan dan kegagalan, serta terus berinovasi untuk menghadapi tantangan masa depan.
Seperti kata pepatah, "pengalaman adalah guru terbaik".
Mari kita jadikan Trilogi Pembangunan sebagai pelajaran berharga, sebuah warisan yang menginspirasi untuk terus berjuang mewujudkan cita-cita bangsa. Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---