Profil Singkat Prabowo Subianto, Presiden Indonesia Periode 2024-2029

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Prabowo Subianto akan menjadi Presiden RI periode 2024-2029 didampingi oleh Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden

Prabowo Subianto akan menjadi Presiden RI periode 2024-2029 didampingi oleh Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Hari ini, Minggu (20/10) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik menjadi pasangan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Keduanya akan memerintah negara ini dalam periode 2024-2029.

Inilah profil singkat Prabowo Subianto, presiden Indonesia terbaru.

Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo lahir pada 17 Oktober 1951, anak dari Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar. Soemitro, alias Pak Cum, sendiri adalah begawan ekonomi pada masa Orde Baru.

Prabowo kecil lebih banyak dihabiskan di luar negeri,terutama setelah Soemitro dituduh dalam perbuatan makar, terlibat Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat. Prabowo menyelesaikan studi menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The American School di London, Inggris.

Setelah kembali ke Indonesia, Prabowo masukAkademi Militer di Magelang, Jawa Tengah.

Prabowo mempersunting Siti Hediati Hariyadi, Titik Soeharto, pada Mei 1983. Keduanya dikaruniai seorang anak bernamaRagowo Hediprasetyo atau Didiet. Sayang, pernikahan keduanya harus kandas pada 1998 setelah jatuhnya Orde Baru. Didiet tumbuh di Boston, Amerika Serikat, dan memilih profesi sebagai seorang desainer yang berbasis di Paris, Prancis.

Tak hanya seorang militer, Prabowo adalah seorangpengusaha. Di militer, Prabowo berkarier selama 28 tahun. Dia mengawali karier militer di TNI AD sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang. Dari tahun 1976 sampai tahun 1985 Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha atau Kopassandha yang pada saat itu merupakan pasukan khusus Angkatan Darat.

Salah satu tugas pertamanya yaitu sebagai komandan pleton pada Grup I/Para Komando yang menjadi bagian dari pasukan operasi Nanggala di Timor-Timur. Saat usianya 26 tahun, Prabowo menjadi salah satu Komandan Pleton termuda dalam operasi.

Tahun 1985, Prabowo menjadi wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328. Tahun 1991, Prabowo menjabat sebagai Kepala staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 yang bermarkas di Cijantung.

Tahun 1993, Prabowo kembali ke pasukan Khusus yang kini diberi nama Komando Pasukan Khusus atau Kopassus. Prabowo diangkat menjadi Komandan Grup 3/Sandi Yudha, yaitu salah satu Komando kontra-insurjensi Kopassus. Seterusnya Prabowo menjabat sebagai wakil komandan komando di bawah kepemimpinan Brigadir Jenderal Agum Gumelar dan Brigadir Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo.

Desember tahun 1995, Prabowo diangkat sebagai komandan Jenderal Kopassus dengan pangkat Mayor Jenderal. Salah satu tugas pertamanya adalah operasi pembebasan sandera Mapenduma. Tanggal 20 Maret 1998, Prabowo diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dengan jabatan yang pernah disandang ayah mertuanya.

21Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dan digantikan oleh Habibie yang langsung dilantik pada hari yang sama. Siang harinya Prabowo menemui Habibie dan memintanya agar menunjuk Prabowo sebagai Panglima ABRI menggantikan posisi Wiranto. Tetapi Habibie memberhentikan Prabowo dari jabatannya sebagai panglima Kostrad.

Prabowo menemui Soeharto setelah diberhentikan dari jabatannya, namun Soeharto tak mendukungnya. Akhirnya Prabowo mendapatkan penugasan sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI di Bandung, menggantikan Letnan Jenderal Arie J. Kumaat.

14 Juli 1998, Panglima ABRI membentuk Dewan Kehormatan Perwira yang diketuai oleh Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo bersama 6 orang letnan jenderal lainnya, yaitu: Fachrul Razi (Wakil Ketua), Djamari Chaniago (sekretaris), Arie J. Kumaat, Agum Gumelar, Susilo Bambanv Yudhoyono, dan Yusuf Kartanegara.

Dewan ini memeriksa Prabowo dalam 7 butir tuduhan; salah satunya adalah sengaja melakukan kesalahan dalam analisis tugas, melaksanakan dan mengendalikan operasi dalam rangka stabilitas nasional yang bukan menjadi kewenangannya, tetapi menjadi wewenang Pangab, tidak melibatkan staf organik dalam prosedur staf, pengendalian dan pengawasan, dan sering ke luar negeri tanpa izin dari Kasad ataupun Pangab.

Selama persidangan berlangsung, Prabowo mengklaim dirinya sebagai seorang tawanan perang yang dilindungi oleh Konvensi Jenewa dan kerap menggunakan haknya untuk tidak bicara, sehingga membuat frustasi para anggota dewan yang sudah harus memakai rompi anti peluru.

Prabowo diadili berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer. DKP memutuskan bahwa Prabowo bersalah dan melakukan tindak pidana ketidakpatuhan (Pasal 103 KUHP Militer); memerintahkan perampasan kemerdekaan orang lain (pasal 55 (1) ke-2 KUHP Militer dan Pasal 333 KUHP), dan penculikan (Pasal 55 (1) ke-2 dan Pasal 328 KUHP).

Pemberhentian Prabowo dari dinas militer terjadinya kontroversi saat pemilihan umum 2009, apabila politisi Gerindra Fadli Zon membantah bahwa Prabowo dipecat, melainkan “diberhentikan dengan hormat”.

Setelah Prabowo meninggalkan karir militer, beliau memilih mengikuti karir adiknya menjadi pengusaha. Dalam dunia bisnis Prabowo memiliki dan memimpin 27 perusahaan di negara Indonesia dan juga di luar negeri.

Prabowo menjadi presiden dan CEO PT Tidar Kerinci Agung yang bergerak dalam bidang produksi minyak kelapa sawit, lalu PT Nusantara Energy yang bergerak dalam bidang migas, pertambangan, pertanian, kehutanan dan pulp, dan juga PT Jaladri Nusantara yang bergerak di bidang perikanan.

Karier politik dari Prabowo Subianto dimulai akan mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden Indonesia dari Partai Golkar pada konvensi Capres Golkar tahun 2004. Meskipun lolos, pada akhirnya Prabowo kalah suara oleh Wiranto. Bersama sang adik, Hashim Djojohadikusumo, mantan aktivis mahasiswa Fadli Zon dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalang Muchdi Purwoprandjono serta sederet nama lainnya, pada tanggal 6 Februari tahun 2008 mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra.

Pada partai Gerindra, Prabowo menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Partai Gerindra meraih 4.646.406 suara (4,46%) dan menempatkan dua puluh enam orang wakilnya di DPR RI pada Pemilu Legislatif Indonesia pada tahun 2009.

Pada tanggal 9 Mei 2008, Partai Gerindra menyatakan keinginannya untuk mencalonkan Prabowo sebagai bakal calon presiden pada pemilu tahun 2009. Tetapi setelah adanya proses tawar menawar yang tidak mudah, Prabowo akhirnya bersedia menjadi calon presiden Megawati Soekarnoputri.

Pada Pemilu 2014, Prabowo, dengan dukungan dari Partai Gerindra maju sebagai calon presiden menggandeng Hatta Rajasa. Sayang, pada pemilu itu, keduanya kalah dari pasangan Joko Widodo dan Yusuf Kalla. Lima tahun kemudian, Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai presiden RI, kali ini menggandeng pengusaha muda, Sandiaga Salahudin Uno. Prabowo kembali menelan kekalahan.

Meski begitu, pada23 Oktober 2019, Prabowo resmi dilantik menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019 sampai 2024 dan menjadi bagian dari pemerintaha Presiden Jokowi periode kedua.

Hingga akhirnya, pada Pemilu 2024 ini, dengan menggandeng Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden, Prabowo akhirnya memenangkan kontestasi, dan dinobatkan sebagai pemenang. Dan mulai 20 Oktober 2024 ini, Prabowo Subianto resmi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Selamat bekerja.

Artikel Terkait