Find Us On Social Media :

Mengapa Arsip Menjadi Sumber Sejarah Primer?

By Afif Khoirul M, Selasa, 15 Oktober 2024 | 09:10 WIB

(Ilustrasi) Jelaskan mengapa arsip menjadi sumber sejarah primer?

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Dalam keheningan ruang arsip yang teduh, bersemayamlah jutaan kisah bisu. Lembaran-lembaran kertas yang menguning, foto-foto yang memudar, dan rekaman suara yang samar, semuanya berbisik tentang masa lalu.

Mereka adalah arsip, saksi bisu perjalanan peradaban manusia, jejak-jejak yang ditinggalkan oleh waktu.

Arsip, lebih dari sekadar tumpukan dokumen usang, adalah jendela yang membuka tabir masa lampau.

Ia adalah sumber sejarah primer, mata air yang tak pernah kering, yang memberi kita seteguk demi seteguk pengetahuan tentang asal-usul kita, tentang perjuangan dan kejayaan nenek moyang, tentang peradaban yang telah lama hilang ditelan waktu.

Mengapa arsip begitu penting bagi sejarah?

Mengapa ia menjadi sumber primer yang tak tergantikan?

Mari kita telusuri lorong-lorong waktu, menyelami lautan sejarah, untuk menemukan jawabannya.

Arsip, Rekaman Sezaman, Cermin Masa Lampau

Bayangkan sebuah surat cinta yang ditulis seorang prajurit di medan perang, sebuah piagam kerajaan yang mengumumkan undang-undang baru, atau sebuah foto keluarga yang mengabadikan momen bahagia.

Semua itu adalah arsip, rekaman autentik dari masa lalu, yang diciptakan pada saat peristiwa itu terjadi.

Sejarawan Belanda, Ernst Bernheim, dalam karyanya Lehrbuch der Historischen Methode (1889), menekankan pentingnya sumber primer dalam penelitian sejarah.

Sumber primer, menurutnya, adalah sumber yang berasal dari masa lampau yang diteliti, yang memberikan informasi langsung tentang peristiwa yang terjadi. Arsip, sebagai rekaman sezaman, memenuhi kriteria ini dengan sempurna.

Keaslian yang Tak Terbantahkan

Arsip memiliki keaslian yang tak terbantahkan. Ia adalah bukti langsung dari suatu peristiwa, bukan interpretasi atau narasi ulang.

Sebuah surat dari masa penjajahan, misalnya, akan memberikan gambaran yang lebih otentik tentang kondisi masyarakat saat itu dibandingkan dengan buku sejarah yang ditulis bertahun-tahun kemudian.

Keaslian arsip juga ditegaskan oleh Louis Gottschalk dalam bukunya Understanding History (1950). Ia menyatakan bahwa sumber primer memiliki nilai yang lebih tinggi daripada sumber sekunder karena lebih dekat dengan peristiwa yang sebenarnya.

Arsip, sebagai sumber primer, memungkinkan kita untuk "mendengar" langsung suara-suara dari masa lalu, tanpa filter atau distorsi.

Mengungkap Detail yang Tersembunyi

Arsip seringkali mengungkap detail-detail kecil yang terlupakan oleh sejarah.

Sebuah catatan harian, misalnya, dapat memberikan gambaran tentang kehidupan sehari-hari masyarakat di masa lalu, tentang makanan yang mereka makan, pakaian yang mereka kenakan, dan kebiasaan-kebiasaan mereka.

Contohnya, arsip-arsip VOC di Belanda menyimpan banyak informasi tentang kehidupan di Hindia Belanda pada masa kolonial.

Dari arsip-arsip tersebut, kita dapat mengetahui detail tentang sistem tanam paksa, perdagangan rempah-rempah, hingga kehidupan sosial masyarakat pribumi.

Menghidupkan Kembali Kenangan yang Pudar

Arsip memiliki kekuatan untuk menghidupkan kembali kenangan yang telah pudar.

Sebuah foto lama, misalnya, dapat membangkitkan kenangan tentang orang-orang terkasih yang telah tiada, tentang masa kecil yang bahagia, atau tentang peristiwa penting dalam hidup kita.

Lebih dari itu, arsip juga dapat membangkitkan kenangan kolektif suatu bangsa. Arsip-arsip tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia, misalnya, dapat membangkitkan semangat nasionalisme dan mengingatkan kita akan pengorbanan para pahlawan.

Menjadi Penjaga Ingatan Kolektif

Arsip berperan sebagai penjaga ingatan kolektif suatu bangsa. Ia menyimpan jejak-jejak sejarah, baik yang heroik maupun yang tragis, yang membentuk identitas dan jati diri suatu bangsa.

Seperti yang diungkapkan oleh sejarawan Prancis, Jacques Le Goff, dalam bukunya History and Memory (1992), ingatan kolektif adalah fondasi dari identitas suatu kelompok sosial.

Arsip, sebagai wadah ingatan kolektif, menjaga agar sejarah tetap hidup dan relevan bagi generasi mendatang.

Arsip, Menjadi Warisan Berharga untuk Masa Depan

Arsip bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga warisan berharga untuk masa depan. Ia adalah jembatan yang menghubungkan generasi masa kini dengan generasi mendatang, memungkinkan mereka untuk belajar dari sejarah dan membangun masa depan yang lebih baik.

Melalui arsip, kita dapat mempelajari kesalahan-kesalahan masa lalu, menghargai perjuangan para pendahulu, dan mengambil inspirasi untuk menghadapi tantangan masa depan.

Arsip adalah kunci untuk memahami diri kita sendiri, asal-usul kita, dan tempat kita di dunia.

Arsip adalah sumber sejarah primer yang tak tergantikan. Ia adalah rekaman sezaman, cermin masa lampau, yang memberikan kita akses langsung ke peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

Keasliannya yang tak terbantahkan, detail-detail yang diungkapkannya, kemampuannya untuk menghidupkan kembali kenangan, dan perannya sebagai penjaga ingatan kolektif, menjadikan arsip sebagai fondasi bagi penelitian sejarah.

Arsip adalah warisan berharga yang harus kita jaga dan lestarikan. Ia adalah jendela yang membuka tabir masa lalu, jembatan yang menghubungkan kita dengan generasi mendatang, dan kunci untuk memahami diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

Sumber:

Bernheim, Ernst. 1889. Lehrbuch der Historischen Methode. Leipzig: Duncker & Humblot.

Gottschalk, Louis. 1950. Understanding History. New York: Alfred A. Knopf.

Le Goff, Jacques. 1992. History and Memory. New York: Columbia University Press.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---