Find Us On Social Media :

Ketika Selarong Dalam Serbuan Pasukan Belanda Dipimpin Jenderal De Kock 1825

By Afif Khoirul M, Jumat, 4 Oktober 2024 | 07:30 WIB

Belanda semakin semena-mena terhadap Keraton Yogyakarta setelah berhasil menangkap Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa

   

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Embun pagi masih menetes di dedaunan, ketika mentari malu-malu mengintip di balik punggung perbukitan Menoreh. Namun, ketenangan pagi itu sirna seketika, berganti dengan derap langkah pasukan yang bergemuruh, memecah kesunyian Selarong.

Selarong, 4 Oktober 1825. Benteng alam yang kokoh, tempat Pangeran Diponegoro dan pasukannya berlindung, kini menjadi sasaran amukan pasukan Belanda di bawah pimpinan Jenderal Hendrik Merkus de Kock.

Jenderal yang dikenal licik dan bengis ini, bertekad untuk meringkus Sang Pangeran, pemimpin perlawanan yang telah mengobarkan semangat juang rakyat Jawa selama bertahun-tahun.

De Kock bukanlah lawan yang mudah. Ia telah mempelajari taktik gerilya Diponegoro, serta medan pertempuran yang sulit di pegunungan Menoreh. Ia mengerahkan pasukan terbaiknya, dilengkapi persenjataan modern, untuk menghancurkan pertahanan Selarong.

Di kubu pertahanan, Pangeran Diponegoro berdiri tegar bagai karang di tengah badai. Sorot matanya tajam memancarkan semangat perlawanan yang tak pernah padam. Di sampingnya, para panglima setia seperti Sentot Prawirodirjo, Kyai Mojo, dan Pangeran Mangkubumi, siap bertempur hingga titik darah penghabisan.

Serangan dimulai. Dentuman meriam menggelegar, membelah langit pagi yang cerah. Hujan peluru membabi buta, menghantam dinding-dinding gua dan pepohonan di sekitar Selarong.

Pasukan Diponegoro membalas dengan gagah berani. Tombak, keris, dan pedang beradu dengan bayonet dan senapan. Pekik takbir bergema di antara deru pertempuran, membakar semangat juang para pejuang.

Pertempuran berlangsung sengit. Pasukan Belanda yang lebih lengkap dan terlatih, perlahan namun pasti, mendesak pasukan Diponegoro.

Jenderal de Kock mengerahkan segala daya upaya untuk menembus pertahanan Selarong. Ia tahu, meringkus Diponegoro adalah kunci untuk memadamkan api perlawanan di Jawa.

Namun, Selarong bukanlah benteng yang mudah ditaklukkan. Medan yang terjal dan semangat juang pasukan Diponegoro menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus.

Pangeran Diponegoro, dengan kharisma kepemimpinannya, mampu membangkitkan semangat juang pasukannya. Ia bagai singa yang mengaum di tengah pertempuran, mengobarkan nyala perlawanan di hati para pengikutnya.