Find Us On Social Media :

Pembentukan Negara Boneka Belanda di Timur Nusantara

By Afif Khoirul M, Kamis, 3 Oktober 2024 | 15:15 WIB

Kisah Belanda ingin bentuk negara Papua sebagai negara boneka.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Senja di ufuk barat Papua meranggas pilu. Semilir angin membawa bisik duka, menggoreskan luka yang tak kunjung sembuh di hati bumi cendrawasih.

Di tanah yang kaya akan emas hijau dan budaya yang memesona, tersimpan kisah pilu tentang ambisi kolonial yang merenggut hak menentukan nasib sendiri.

Belanda, sang penjajah yang licik, dengan tipu daya dan muslihatnya, berusaha menancapkan kukunya kembali di bumi Papua melalui pembentukan negara boneka.

Kisah ini bermula dari ambisi Belanda yang tak pernah padam untuk menguasai Nusantara.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Belanda tak rela kehilangan "zamrud khatulistiwa" yang telah lama menjadi sumber kekayaan mereka.

Papua, dengan segala potensinya, menjadi incaran utama dalam upaya Belanda untuk kembali berkuasa.

Strategi licik pun dijalankan. Belanda menyadari bahwa kekuatan militer saja tidak cukup untuk menaklukkan semangat juang rakyat Papua yang membara.

Mereka merangkul tokoh-tokoh lokal yang mudah dipengaruhi, menjanjikan kekuasaan dan kemakmuran semu.

Janji-janji manis itu bagai candu yang membius, mengaburkan mata hati dari kenyataan pahit yang sesungguhnya.

Konferensi Malino tahun 1946 menjadi panggung sandiwara politik Belanda. Di balik agenda resmi yang membahas pembentukan negara federal Indonesia, Belanda diam-diam menyusun rencana jahat untuk memisahkan Papua dari pangkuan Ibu Pertiwi.