Find Us On Social Media :

Mengapa Soumokil Mendirikan Republik Maluku Selatan?

By Afif Khoirul M, Senin, 30 September 2024 | 15:15 WIB

Kolonel Alex Kawilarang pernah ditugaskan pemerintah menumpas pemberontakan Kahar Muzakar dan RMS di Maluku Selatan, tapi terlibat dalam Permesta yang melawan pemerintah pusat.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Angin laut berbisik lirih di antara dedaunan pohon kelapa yang menjulang tinggi, seolah menghembuskan kisah pilu tentang perjuangan dan pengkhianatan di bumi Maluku.

Di kepulauan yang dijuluki "Spice Islands" ini, aroma cengkeh dan pala yang semerbak tak mampu menutupi aroma getir perpecahan yang pernah mengoyak persatuan bangsa.

Di tengah gejolak sejarah yang bergejolak, muncul sosok Dr. Christiaan Robert Steven Soumokil, seorang tokoh kontroversial yang menorehkan tinta emas sekaligus noda hitam dalam lembaran sejarah Indonesia.

Soumokil, seorang putra Maluku yang lahir di tanah Jawa, adalah sosok yang kompleks.

Ia adalah seorang intelektual brilian yang mengenyam pendidikan tinggi di bidang hukum, seorang nasionalis yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, namun juga seorang separatis yang mendirikan Republik Maluku Selatan (RMS) yang menentang integrasi dengan Republik Indonesia.

Soumokil, seperti halnya para pemuda Indonesia lainnya, merasakan api semangat nasionalisme yang berkobar-kobar di dada.

Ia turut berjuang melawan penjajah Belanda, mendambakan sebuah Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat.

Namun, mimpi indah itu seakan sirna ketika Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949 menghasilkan keputusan untuk membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), sebuah negara federal yang terdiri dari berbagai negara bagian.

Bagi Soumokil, RIS adalah sebuah bentuk neo-kolonialisme yang memecah belah persatuan Indonesia.

Ia merasa bahwa Maluku, dengan kekayaan alam dan budaya yang unik, berhak untuk menentukan nasibnya sendiri. Ia bermimpi untuk membangun sebuah negara Maluku yang merdeka dan berdaulat, lepas dari bayang-bayang dominasi Jawa.