Find Us On Social Media :

Bagaimana Kedudukan Manusia dalam Peristiwa Sejarah? Apa Perannya?

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 12 September 2024 | 09:12 WIB

Artikel ini akan membahas tentang bagaimana kedudukan manusia dalam peristiwa sejarah. Semoga bermanfaat.

Artikel ini akan membahas tentang bagaimana kedudukan manusia dalam peristiwa sejarah. Semoga bermanfaat.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Manusia menjadi objek sentral kajian sejarah, terutama manusia di masa lampau. Memangnya, bagaimana kedudukan manusia dalam peristiwa sejarah?

Sejarah punya tiga demensi yang tak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Ruang, waktu, dan manusia. Secara garis besar, dalam sejarah, manusia punya peran sebagai pelaku, penggerak, juga saksi.

Itu artinya manusia menjadi aktor atau pemeran utama yang menyebabkan terjadinya sebuah peristiwa bersejarah. Manusia adalah pelaku utama dalam sejarah. Oleh sebab itu, kedudukan manusia dianggap sangat sentral.

Baca Juga: Mengapa Manusia Menjadi Dimensi Penting dalam Sejarah? Yuk Simak!

Tak hanya itu, kedudukan manusia dalam sejarah adalah sebagai subjek dan objek sejarah. Manusia sebagai subjek sejarah berarti tindakan manusia dapat menentukan arus kesejarahan. Sedangkan manusia sebagai objek sejarah berarti manusia tersebut menjadi sasaran sejarah.

Artinya, setiap peristiwa sejarah yang terjadi akan mempengaruhi kehidupan manusia di masa kini atau yang akan datang. Hal ini sama seperti yang dijelaskan oleh Kuntowijoyo, bahwa sejarah adalah ilmu mengenai manusia.

Meskipun demikian, sejarah tidak membahas seluruh aktivitas manusia, melainkan hanya berfokus pada kehidupan manusia yang melakukan kreasi dalam hidupnya. Adapun maksud dari kreasi ini adalah seperti mempelajari manusia purba pada zaman batu, tentang bagaimana cara mereka bertahan hidup dan pengalaman yang diwariskan ke keturunan selanjutnya.

Manusia dan sejarah adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Apabila keduanya dipisahkan, maka sejarah bisa jadi tidak dapat terjadi. Dalam konteks ini, ingatan manusia sangat diandalkan. Sebab, ingatan manusia dapat digunakan untuk menggali kembali pengalaman yang pernah dialami.