Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Embun pagi masih menyelimuti Kota Medan di awal Oktober 1945. Semangat kemerdekaan yang baru saja dikumandangkan dua bulan sebelumnya masih bergelora di dada setiap penduduknya.
Namun, di balik kabut tipis itu, bayangan ketidakpastian mulai merayap. Kabar tentang kedatangan pasukan Sekutu telah sampai ke telinga rakyat.
Kehadiran mereka, yang konon untuk melucuti tentara Jepang, menyimpan teka-teki yang mengusik ketenangan.
Kapal-Kapal Perang Merapat, Membawa Harapan dan Kecemasan
Pada tanggal 9 Oktober 1945, kapal-kapal perang Sekutu merapat di Pelabuhan Belawan. Bendera Union Jack berkibar di tiang-tiang kapal, menandai kehadiran pasukan Inggris di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D Kelly.
Rakyat Medan menyambut mereka dengan perasaan campur aduk. Ada harapan akan perdamaian dan stabilitas, namun juga kecemasan akan masa depan yang tak menentu.
NICA, Bayangan Kelam di Balik Kedatangan Sekutu
Di balik kedatangan Sekutu, tersembunyi bayangan kelam yang bernama NICA (Nederlandsch Indische Civiele Administratie).
Organisasi pemerintahan sipil Hindia Belanda ini berusaha memanfaatkan situasi untuk kembali berkuasa di Indonesia. Mereka membonceng Sekutu, berharap dapat memulihkan kekuasaan kolonial yang telah runtuh.
Ketegangan Meningkat, Konflik Tak Terelakkan