Find Us On Social Media :

Ketika Paus Benediktus XVI Bertakhta di Tengah Gelombang Umat yang Kecewa

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 5 September 2024 | 14:37 WIB

Naiknya Paus Benediktus XVI setelah wafatnya Paus Yohanes Paulus II memicu kontroversi. Dia dianggap sebagai sosok yang konservatif, kaku.

[ARSIP]

Kardinal Ratzinger terpilih menggantikan Paus Yohanes Paulus II sebagai penerus takhta Santo Petrus dengan nama Paus Benediktus XVI. Sudah diduga sebelumnya meski banyak juga yang kecewa.

Penulis: Tonny D. Widiastono, untuk Majalah Intisari edisi Juni 2005

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Selasa, 19 April 2005 sore, bunyi lonceng seluruh gereja di Kota Roma ditabuh bertalu-talu. Seluruh manusia yang sedang berada di tengah kesibukan menghentikan aktivitasnya, keluar kantor, keluar rumah, atau keluar kafe, segera lari menuju Basilika Santo Petrus.

Tua-muda, besar-kecil, perempuan-lelaki, semua berlari-lari menuju Basilika Santo Petrus. Tak mengherankan bila jalanan pun segera menjadi macet.

Bus-bus kota yang sebelumnya dijejali penumpang, tidak bisa melanjutkan perjalanan. Taksi pun terpaksa berhenti di tengah jalan, karena jalan sudah dipenuhi arus manusia yang berlari-lari menuju Lapangan Santo Petrus di Vatikan. Melihat arus manusia yang membeludak, polisi dan carahineri terpaksa menutup sebagian besar Via (Jalan) Conziliazione yang dipotong oleh Via Pio X. Tiga mobil polisi dipalangkan menutup jalan.

"Fuma bianca, fuma bianca," kata mereka sambil berlari-lari menuju Lapangan Santo Petrus.

Sementara itu, lautan manusia yang sudah memenuhi lapangan itu meluapkan kegembiraan ketika melihat asap putih (fuma bianco) keluar dari cerobong asap Kapel Sistina. Tepuk tangan itu bagai memecah keheningan setelah beberapa saat ratusan ribu peziarah yang memenuhi Lapangan Santo Petrus menunggu dengan harap-harap cemas.

Baca Juga: Diawali Santo Petrus, Inilah Daftar Paus Pemimpin Gereja Katolik yang Berkedudukan di Vatikan