Find Us On Social Media :

Bagaimana Pancasila Dikenal Sejak Zaman Majapahit dalam Kitab Sutasoma?

By Afif Khoirul M, Sabtu, 31 Agustus 2024 | 18:05 WIB

Rangkuman Hubungan Pancasila dengan UUD 1945

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di bawah naungan langit biru Nusantara, di mana matahari terbit menyapa pagi dengan kehangatan, dan angin laut membelai lembut pepohonan, terdapat sebuah kisah yang terukir dalam lembaran-lembaran sejarah.

Kisah ini membawa kita menjelajahi lorong waktu, kembali ke masa kejayaan Majapahit, sebuah kerajaan yang pernah berdiri megah di tanah Jawa. Di tengah gemerlap kemegahan istana dan hiruk-pikuk kehidupan rakyat, tersimpan sebuah mutiara kearifan yang terpatri dalam sebuah kitab suci, Kitab Sutasoma.

Kitab Sutasoma, sebuah karya sastra yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14, bukan hanya sekadar cerita tentang perjalanan spiritual seorang pangeran bernama Sutasoma.

Lebih dari itu, kitab ini mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Nusantara, nilai-nilai yang kemudian kita kenal sebagai Pancasila.

Ketuhanan yang Maha Esa

Dalam bait-bait syair Kitab Sutasoma, terpancar keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, Sang Pencipta alam semesta. Mpu Tantular dengan indahnya menggambarkan kebesaran Tuhan melalui metafora-metafora alam, mengajak pembaca untuk merenungkan keagungan Sang Pencipta.

Keyakinan ini menjadi landasan spiritual bagi masyarakat Majapahit, dan terus diwariskan dari generasi ke generasi hingga saat ini.

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sutasoma, sang pangeran yang penuh welas asih, menjadi teladan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Ia rela berkorban demi menyelamatkan rakyatnya dari penderitaan, bahkan rela memberikan dagingnya sendiri kepada seekor harimau yang kelaparan.

Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya sikap empati, tolong-menolong, dan menghormati martabat setiap manusia.