Penulis
Artikel ini tentang bagaimana fase-fase yang perlu dilakukan untuk merancang pembelajaran berbasis prinsip UbD? Semoga bermanfaat.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Dalam Kurikulum Merdeka, dikenal istilah prinsip Understanding by Design (UbD). Prinsip ini fokus pada tujuan pembelajaran, penggunaan asesmen untuk mengukur tercapainya tujuan, dan penentuan kegiatan pembelajaran.
Pertanyaan, bagaimana fase-fase yang perlu dilakukan untuk merancang pembelajaran berbasis prinsip UbD?
Sebelum menjawab pertanyaan di atas, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu prinsip Understanding by Design (UbD). Mengutip penjelasan Dhitta Puti Sarasvati Ramli1, dkk., dalam “Praktik Mengajar Understanding by Design (UbD) bagi Calon Guru Pendidikan Matematika di Universitas Sampoerna, Jakarta” yang tayang di jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 5 Nomor 3 Juni 2023, prinsip UbD adalah sebuah kerangka yang dikembangkan McTighe dan Wiggins (2005) dalam membantu guru mendesain proses belajar-mengajar.
UbD didasari pandangan bahwa “pemahaman siswa” terhadap topik tertentu bisa diperdalam apabila proses belajar mengajar didesain dengan baik. Salah satu ciri UbD adalah bahwa proses desain suatu kegiatan pembelajaran dilakukan menggunakan desain mundur.
Dalam kerangka berpikir UbD, desain proses pembelajaran perlu dilakukan dengan menentukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu, menentukan asesmen, baru mendesain kegiatan belajar-mengajar.
UbD tak sekadar tentang mendesain pembelajaran menggunakan desain mundur. Salah satu ciri UbD adalah bahwa kerangka ini mengharuskan agar tujuan pembelajaran harus mengarahkan siswa agar memahami gagasan-gagasan utama (big ideas) terkait topik yang sedang dipelajari.
Gagasan utama berarti gagasan yang paling esensial terkait topik yang dipelajari. Pertanyaan dasar ketika menentukan gagasan utama adalah “Apa gagasan paling penting terkait topik ini yang perlu diingat oleh siswa, seandainya semua gagasan lain terlupakan?”.
Selain tentu saja menguntungkan murid, prinsip UbD juga menguntungkan calon guru. Misalnya, calon guru sains yang sebelumnya sudah memiliki latar belakang sains tapi cenderung lebih sedikit latar belakang pedagogisnya diajak belajar mendesain pembelajaran sains menggunakan UbD.
Si calon guru itu kemudian diminta merefleksikan apa yang mereka dapatkan dengan belajar menggunakan prinsip UbD. Hasilnya, si calon guru merasa mereka telah belajar mendesain pembelajaran yang fokus pada tujuan-tujuan esensial, menarik bagi siswa, serta mendorong proses belajar yang bermakna.
UbD didasari pada beberapa prinsip. Di antaranya UbD tidak bisa dipandang sebagai sebuah kerangka yang kaku yang harus diikuti begitu saja atau bersifat mutlak. UbD hanya kerangka atau “alat” untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Secara garis besar, fase-fase yang perlu dilakukan untuk merancang perencanaan pembelajaran berbasis prinsip UbD adalah sebagai berikut ini:
a. Merancang asesmen, merancang kegiatan, dan merumuskan tujuan pembelajaran
b. Merancang asesmen, merumuskan tujuan, dan merancang kegiatan pembelajaran
c. Merancang kegiatan, merumuskan tujuan, dan merancang asesmen pembelajaran
d. Merumuskan tujuan, merancang kegiatan, dan asesmen pembelajaran
e. Merumuskan tujuan, merancang asesmen, dan kegiatan pembelajaran
Itulah jawaban dari pertanyaanbagaimana fase-fase yang perlu dilakukan untuk merancang pembelajaran berbasis prinsip UbD? Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Apa yang Dapat Dipenuhi Kalau Proses Pembelajaran Menjamin Tumbuhnya Perbedaan Individu?