Find Us On Social Media :

Sikap Jepang Usai Mengetahui Kemerdekaan Indonesia

By Afif Khoirul M, Minggu, 18 Agustus 2024 | 17:00 WIB

Ilustrasi - Masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) menjadi salah satu periode kelam dalam sejarah bangsa.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Matahari pagi 17 Agustus 1945 memancarkan sinarnya yang pertama, bukan hanya di ufuk timur Nusantara, tetapi juga di hati setiap insan yang telah lama merindukan kebebasan.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta, menggema di seluruh pelosok negeri, membawa angin segar perubahan yang telah lama dinantikan.

Namun, di tengah euforia kemerdekaan yang membuncah, ada satu pihak yang menyaksikan peristiwa bersejarah ini dengan perasaan campur aduk yaitu Jepang.

Jepang, yang selama tiga setengah tahun menduduki Indonesia, berada dalam posisi yang serba sulit. Kekalahan mereka dalam Perang Dunia II telah melemahkan kekuatan dan pengaruh mereka.

Berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia semakin memperburuk keadaan. Ada perasaan kecewa, marah, bahkan mungkin sedikit iri di hati beberapa tentara dan pejabat Jepang.

Mereka telah berjuang dan berkorban selama bertahun-tahun, tetapi pada akhirnya, mereka harus menyaksikan bangsa yang mereka duduki meraih kemerdekaan yang mereka sendiri belum tentu miliki.

Namun, di balik perasaan-perasaan negatif itu, ada juga kesadaran yang mulai tumbuh di kalangan Jepang. Mereka menyadari bahwa zaman telah berubah. Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, dan Jepang tidak bisa lagi mengabaikan kenyataan ini.

Ada perdebatan sengit di antara para pemimpin Jepang tentang bagaimana seharusnya mereka bersikap. Beberapa pihak menganjurkan untuk menggunakan kekuatan militer untuk menumpas gerakan kemerdekaan Indonesia.

Namun, pihak lain berpendapat bahwa tindakan seperti itu hanya akan memperburuk keadaan dan merusak citra Jepang di mata dunia.

Pada akhirnya, Jepang memutuskan untuk mengambil jalan tengah. Mereka tidak akan secara langsung mengakui kemerdekaan Indonesia, tetapi mereka juga tidak akan menggunakan kekerasan untuk menumpasnya.