Find Us On Social Media :

Pancasila, Sebagai Syair Abadi Fondasi Negara

By Afif Khoirul M, Kamis, 8 Agustus 2024 | 15:15 WIB

Ilustrasi - Berikut beberapa nama-nama pemimpin umat Islam yang menyetujui penghapusan tujuh kata sila pertama Pancasila demi persatuan Indonesia.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di bawah langit zamrud khatulistiwa, di tanah yang subur dan kaya, lahirlah sebuah negara bernama Indonesia. Dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote, terbentang luas negeri yang dipersatukan oleh sebuah ideologi luhur bernama Pancasila.

Sebuah falsafah hidup yang bukan sekadar lima sila, melainkan syair abadi yang mengalir dalam nadi setiap insan Indonesia.

Kelahiran Pancasila: Cahaya di Tengah Gelapnya Penjajahan

Pancasila bukanlah sekadar rangkaian kata indah yang tercipta begitu saja. Ia lahir dari rahim perjuangan bangsa Indonesia melawan belenggu penjajahan. Di tengah gelapnya malam, para pendiri bangsa menggali nilai-nilai luhur dari budaya dan agama yang telah mengakar sejak zaman nenek moyang.

Mereka meramu nilai-nilai tersebut menjadi sebuah ideologi yang mampu mempersatukan bangsa yang beragam ini.

Bung Karno, sang proklamator kemerdekaan, dengan lantang menyampaikan pidato bersejarahnya pada tanggal 1 Juni 1945. Pidato yang kemudian dikenal sebagai "Lahirnya Pancasila" itu menjadi tonggak penting dalam sejarah bangsa Indonesia.

Pancasila, yang berarti lima dasar, menjadi fondasi kokoh bagi berdirinya negara Indonesia.

Pancasila: Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila bukanlah sekadar ideologi negara, melainkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Ia adalah cerminan dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Nilai-nilai tersebut tertuang dalam lima sila yang menjadi dasar negara:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa: Keyakinan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa menjadi landasan utama bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Keberagaman agama dan kepercayaan di Indonesia menjadi kekayaan yang memperkaya nilai-nilai Pancasila.