Find Us On Social Media :

Rumusan Pancasila Berdasarkan Sidang Panitia Sembilan

By Afif Khoirul M, Rabu, 7 Agustus 2024 | 20:15 WIB

Sejarah Panitia Sembilan tak lepas dari perdebatan yang muncul dalam sidang BPUPKI terkait dasar negara Indonesia. Begini penjelasannya

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di tengah gemuruh perjuangan merebut kemerdekaan, embrio sebuah bangsa mulai terbentuk. Para pendiri bangsa, dengan semangat membara dan visi yang jauh ke depan, meramu gagasan-gagasan luhur yang akan menjadi fondasi kokoh bagi negara yang dicita-citakan.

Pancasila, sebuah konsep yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa, lahir dari proses perenungan mendalam dan perdebatan intelektual yang dinamis.

Sidang Panitia Sembilan, yang digelar pada tanggal 22 Juni 1945, menjadi panggung perumusan Pancasila yang sarat makna. Sembilan tokoh bangsa yang tergabung dalam panitia ini, masing-masing membawa perspektif dan aspirasi yang beragam.

Di tengah perbedaan pandangan dan latar belakang, mereka bersatu dalam tekad untuk merumuskan dasar negara yang mampu mempersatukan seluruh elemen bangsa.

Ir. Soekarno, sang proklamator kemerdekaan, hadir dengan gagasannya yang visioner. Dalam pidatonya yang berapi-api, beliau menggugah semangat kebangsaan dan persatuan. Beliau menekankan pentingnya Pancasila sebagai "weltanschauung", pandangan hidup yang menjadi jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.

Mohammad Hatta, sang wakil presiden pertama, dengan kecerdasan dan ketelitiannya, turut memberikan kontribusi penting dalam perumusan Pancasila.

Beliau menekankan pentingnya keseimbangan antara nilai-nilai spiritual dan material, antara hak dan kewajiban, serta antara kepentingan individu dan kepentingan bersama.

Mr. Soepomo, ahli hukum yang brilian, hadir dengan pemikirannya yang mendalam tentang hubungan antara negara dan agama. Beliau mengusulkan agar Pancasila tidak hanya menjadi dasar negara, tetapi juga menjadi sumber hukum tertinggi yang mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selain ketiga tokoh tersebut, anggota Panitia Sembilan lainnya juga memberikan sumbangsih pemikiran yang berharga. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, dan Johannes Latuharhary, masing-masing membawa perspektif dan pengalaman yang memperkaya perdebatan dalam sidang tersebut.

Proses perumusan Pancasila tidaklah mudah. Perbedaan pandangan dan kepentingan seringkali menimbulkan perdebatan sengit. Namun, semangat persatuan dan komitmen untuk mencapai kesepakatan selalu menjadi landasan utama dalam setiap diskusi.