Find Us On Social Media :

Bung Hatta Menggugat Rengasdengklok: Di Sana Kami Tidak Ngapa-ngapain

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 2 Agustus 2024 | 14:16 WIB

Dalam cacatatannya, Bung Hatta menyayangkan gerakan para pemuda dalam Peristiwa Rengasdengklok. Bahkan menyebut Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telat sehari gara-gara peristiwa itu.

Rengasdengklok hampir saja jadi pusat pemerintahan Indonesia Merdeka jika skenario perebutan kekuasaan dari Jepang yang direncanakan para pemuda pada tahun 1945 berjalan mulus. Tetapi karena Bung Karno dan Bung Hatta "dilarikan" ke kota kecil ini pula, hari keramat jatuh pada tanggal 17 bukan 16 Agustus.

Penulis: Her Suganda untuk Intisari edisi Agustus 1993 dengan judul asli "Proklamasi Mundur Sehari Karena Rengasdengklok"

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Nama Rengasdengklok selalu muncul mengisi halaman media massa pada saat menjelang peringatan ulang tahun proklamasi kemerdekaan RI. Soalnya, sehari menjelang proklamasi kemerdekaan, Bung Karno dan Bung Hatta "dilarikan" ke kota kecil yang letaknya 20 km sebelah utara Karawang, Jawa Barat, ini.

Sudah banyak versi yang mengungkapkan, bagaimana kisah dua tokoh proklamator tersebut selama dalam perjalanan sampai berada di tangsi Peta (Pembela Tanah Air) Rengasdengklok dan akhirnya kembali lagi ke Jakarta. Tetapi dari sedikit catatan tentang peristiwa itu, ternyata almarhum Bung Hatta sebagai salah seorang pelakunya pernah menulis Peristiwa Rengasdengklok.

Bung Hatta juga pernah berkunjung ke kota kecil ini pada 1973 bersama Brigjen Nugroho Notosusanto yang saat itu menjabat kepala Pusat Sejarah ABRI.

Tidak banyak diketahui umum hasil pembicaraan dalam rekonstruksi sejarah proklamasi kemerdekaan RI dengan kota kecil ini karena pembicaraan dilakukan di ruang tertutup. Namun jauh sebelumnya, Bung Hatta pernah menuangkan pengalamannya dalam Mimbar Indonesia 17 Agustus 1951 no. 32/33, menanggapi buku Sedjarah Perdjuangan Indonesia yang kemudian dijadikan salah satu lampiran buku Documents Historica yang disusun Osman Raliby.

Tulisan tersebut bertujuan meluruskan sejarah detik-detik menjelang proklamasi kemerdekaan RI, ketika Bung Karno, Bung Hatta, dan Ibu Fatmawati bersama Guntur yang saat itu baru berusia sekitar tiga bulan, dibawa ke Rengasdengklok. Kisah perjalanan yang acap kali disebut sebagai "penculikan" itu sudah banyak diungkapkan dengan banyak versi.

Sebagai salah seorang pelaku yang mengalami langsung peristiwa tersebut, untuk pertama kalinya Bung Hatta menuangkan pengalamannya secara tertulis dan sekaligus memberikan analisisnya tentang kegagalan skenario proklamasi Indonesia Merdeka yang direncanakan para pemuda. Ketika menyusun tulisan tersebut, tentu saja ingatan Bung Hatta masih sangat segar. Peristiwa yang dialami, baru enam tahun berlalu.

Sebuah versi