Find Us On Social Media :

Bagaimana Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Kolonialisme?

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 31 Juli 2024 | 11:57 WIB

Artikel ini akan membahas garis besar bagaimana perlawanan bangsa Indonesia terhadap kolonialisme bangsa-bangsa Eropa. Semoga bermanfaat.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Secara garis besar, perlawanan bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dibagi menjadi dua fase: sebelum abad 20 dan setelah abad 20. Fase ini juga bisa kita sebut sebagai fisik dan nonfisik.

Artikel ini akan membahas garis besar bagaimana perlawanan bangsa Indonesia terhadap kolonialisme bangsa-bangsa Eropa. Semoga bermanfaat.

Ditutupnya jalur perdagangan bangsa Eropa di Laut Mediterania oleh tentara Usmani membuat bangsa kulit putih itu puyeng. Beragam jalur mereka tempuh untuk mencari jalur perdagangan baru. Dari situ mereka menemuhkan daerah-daerah yang baru mereka ketahui, salah satunya adalah Indonesia yang mereka kenal sebagai Hindia Timur.

Bangsa Eropa datang ke Nusantara pada abad ke-16. Awalnya bertujuan untuk berdagang rempah-rempah. Tapi lama-kelamaan tujuan bergeser menjadi penerapan kolonialisme dan imperialisme.

Pada abad ke-19, masyarakat Indonesia berupaya keras untuk melakukan perlawanan. Tujuan utamanya untuk mengusir penjajahan dari Nusantara. Namun sifat perlawanan lokal dari para raja atau sultan dan rakyat terhadap VOC masih sangat lokal.

Beberapa perlawanan bangsa Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme, yaitu:

Kesultanan Demak melawan Portugis

Keinginan untuk mengembalikan tanah Islam yang telah terampas oleh musuh serta mengembalikan kemulian kerajaan Islam di Malaka menjadi faktor politik Demak menyerang Malaka. Adapun secara ekonomi faktor pendorongnya adalah keinginan Demak untuk menguasai Selat Malaka merupakan jalur perdagangan internasional.

Pada masa pemerintahan Raden Patah, Kesultanan Demak sudah mengadakan perlawanan terhadap Portugis yang menduduki Malaka. Raden Patah mengirim pasukannya di bawah pimpinan Pati Unus putranya yang menjadi Bupati Jepara untuk menyerang Portugis di Malaka.