Find Us On Social Media :

Bu Kasur Genjot Sepeda Saat Peristiwa Bandung Lautan Api, Takut Lihat Pasukan Gurkha

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 28 Juli 2024 | 15:03 WIB

Ibu Kasur menjadi salah satu saksi hidup peristiwa atau sejarah Bandung Lautan Api. Ketika itu, wanita bernama asli Sandiah itu adalah seorang kurir.

Ibu Kasur menjadi salah satu saksi hidup peristiwa atau sejarah Bandung Lautan Api. Ketika itu, wanita bernama asli Sandiah itu adalah seorang kurir.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru dari kami

---

Intisari-Online.com - Tentu kita tahu Ibu Kasur sang pencipta lagu anak-anak legendaris itu, dong? Tapi tahu tidak kalian bahwa wanita bernama asli Sandiah itu punya kaitan dengan sejarah Bandung Lautan Api? Bagaimana ceritanya?

Yuk menengok arsip kepunyaan HAI (edisi No. 12 TH. IV) yang terbit tahun 1980. Begini ceritanya (dengan sedikit penyuntingan):

Suatu hari, dua orang gadis bersepeda dari Bandung Utara ke Bandung Selatan. Bukan piknik, karena kejadian ini berlangsung zaman perang, yang lebih kita kenal sekarang dengan istilah Bandung Lautan Api. Sebutan itu saja sudah menggambarkan betapa gawatnya situasi saat itu.

Tetapi kedua gadis cilik itu tenang melintas. Atau setengah nekad. Ketika bertemu serdadu Gurkha yang badannya besar-besar, mereka turun dari sepeda, pura-pura bermain.

Padahal debaran jantung sudah tidak karuan. Karena sesungguhnya kedua gadis cilik tadi sedang bertugas. Menjadi kurir, penyampai surat. Surat itu diselipkan di bawah karet stang sepeda. Ya, waktu itu stang masih dibalut karet yang mudah dilepaskan. Bukan plastik mati, tapi empuk, seperti sepeda mini jaman ini.

Masih terbayang kembali ketakutan itu, ketika salah seorang dari gadis itu bercerita. Namanya waktu itu masih Sandiah. Sekarang kita baru bilang “O… itu!” kalau disebutkan sebagai Bu Kasur.

"Surat itu kadang diberikan orang yang sama sekali tidak kita kenal," tutur Bu Kasur, seperti kalau lagi mendongeng kepada anak-anak. "Kita mengenal hanya dari kode-kode saja. Kadang surat itu kita berikan kepada tukang sayur, atau penjual tempe."

Cerita Bu Kasur banyak. Selain aktif jadi kurir, masa perjuangan itu Bu Kasur sudah lama tertarik pada dunia anak-anak. Tahun 1946 menjadi pengasuh acara gerak badan di RRI Garut, Jawa barat. Padahal. "Dulu cita-cita ibu menjadi dokter anak-anak, tak tahunya menjadi moeder," Moeder, bahasa Belanda yang berarti Ibu.