Find Us On Social Media :

Titah Soekarno Meminta Uni Soviet Mencarikan Makam Imam Bukhari

By Afif Khoirul M, Jumat, 5 Juli 2024 | 07:30 WIB

Peristiwa di balik pertemuan Presiden Soekarno dan Khushchev.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Penemuan Makam Imam Bukhari disebut-sebut tak lepas dari peran Presiden Soekarno dalam pencariannya, namun kisah ini tak tercatat dalam buku manapun.

Meski demikian, kisahnya disebarkan secara luas di seluruh penjuru dunia terlepas dari benar atau tidaknya kisah tersebut.

Saat itu, Soekarno, dalam kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet, melontarkan permintaan tak biasa -- pencarian makam Imam Bukhari, ulama besar penulis Sahih Bukhari, kitab hadits ternama.

___________________________________________________________

Di tengah pusaran politik dan diplomasi internasional yang kompleks pada era Perang Dingin, Presiden Soekarno, pemimpin Indonesia yang baru merdeka, menunjukkan sisi lain diplomasinya yang penuh dengan penghormatan terhadap sejarah dan nilai-nilai keislaman.

Saat itu pemimpin Uni Soviet Nikita Khruschev mengundang Soekarno, di tengah perebutan pengaruh antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.

Pada tahun 1956, di tengah kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet, Soekarno pun membuat permintaan yang tidak biasa kepada pemimpin Soviet saat itu, Nikita Khrushchev.

Permintaan Soekarno bukan terkait dengan perundingan politik atau ekonomi, melainkan tentang pencarian makam Imam Bukhari, salah satu ulama paling terhormat dalam sejarah Islam, penulis kitab hadits Sahih Bukhari yang menjadi landasan penting bagi umat Islam di seluruh dunia.

Makam Imam Bukhari selama berabad-abad terlupakan dan keberadaannya tidak diketahui secara pasti.

Soekarno, yang dikenal sebagai pemimpin nasionalis dan religius, memiliki kekaguman yang mendalam terhadap Imam Bukhari dan karyanya. Beliau sering mengutip hadits dari Sahih Bukhari dalam pidatonya dan menekankan pentingnya mempelajari hadits untuk memahami ajaran Islam dengan benar.

Keinginan Soekarno untuk menemukan makam Imam Bukhari didasari oleh rasa hormatnya terhadap ulama besar tersebut dan keinginannya untuk melestarikan warisan Islam.

Permintaan Soekarno disambut dengan antusias oleh Brezhnev, yang melihatnya sebagai kesempatan untuk memperkuat hubungan diplomatik dengan Indonesia dan menunjukkan toleransi Uni Soviet terhadap agama.

Pemerintah Soviet mengerahkan para arkeolog dan sejarawannya untuk meneliti keberadaan makam Imam Bukhari.

Pencarian ini tidak mudah, karena informasi tentang lokasi makam Imam Bukhari sangat terbatas dan banyak spekulasi yang beredar.

Setelah beberapa tahun penelitian, para arkeolog Soviet akhirnya menemukan makam Imam Bukhari di desa Samarkand, Uzbekistan, pada tahun 1967.

Baca Juga: Aksi Pierre Tendean Menyusup ke Malaysia

Penemuan ini disambut dengan sukacita oleh umat Islam di seluruh dunia dan menjadi bukti komitmen Soekarno untuk melestarikan warisan Islam.

Kisah Soekarno yang meminta Uni Soviet untuk mencarikan makam Imam Bukhari menunjukkan beberapa hal penting. Pertama, hal ini menunjukkan rasa hormat Soekarno terhadap sejarah dan nilai-nilai keislaman, bahkan di tengah situasi politik yang kompleks.

Kedua, hal ini menunjukkan komitmen Soekarno untuk melestarikan warisan budaya dan agama, terlepas dari perbedaan ideologi politik.

Ketiga, hal ini menunjukkan bagaimana diplomasi dapat digunakan untuk membangun hubungan dan saling pengertian antara negara-negara dengan budaya dan agama yang berbeda.

Penemuan makam Imam Bukhari juga memiliki dampak yang signifikan bagi umat Islam di Indonesia. Hal ini memperkuat kecintaan mereka terhadap hadits Sahih Bukhari dan mendorong mereka untuk mempelajarinya dengan lebih tekun.

Makam Imam Bukhari di Samarkand kemudian menjadi tempat ziarah yang populer bagi umat Islam dari seluruh dunia.

Kisah Soekarno dan Imam Bukhari adalah kisah tentang kepemimpinan, diplomasi, dan rasa hormat terhadap nilai-nilai agama. Ini adalah kisah yang mengingatkan kita tentang pentingnya melestarikan warisan budaya dan agama untuk generasi mendatang.

 *

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---