Find Us On Social Media :

Haji Misbach, Sang Haji Merah dengan Warisan Pemikiran yang Membebaskan

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 17 Juni 2024 | 10:17 WIB

Haji Misbach sang Haji Merah.

Seperempat pertama abad ke-20 di Indonesia merupakan masa ketika lahir nama-nama besar yang kelak menjadi pahlawan bagi negeri ini. Nama-nama besar ini juga diikat dengan berbagai kemunculan organisasi dan aksi-aksi kepemudaan yang pengaruhnya sangat luas hingga seluruh wilayah Indonesia.

Oleh Dani Kosasih untuk Intisari edisi Juni 2021

---

Intisari kini hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Surakarta pada awal abad XX menjadi bagian penting dalam sejarah pergerakan pemuda, khususnya berbasis Islam, yang pada akhirnya menjadi “kendaraan” ideologis untuk perlawanan terhadap kolonialisme.

Perang ideologi pun melahirkan aksi pergerakan yang diekspresikan melalui banyak medium seperti surat kabar, rapat umum, serikat buruh, pemberontakan, karya sastra, hingga lagu-lagu yang sengaja diciptakan untuk membangkitkan semangat anggota organisasi yang tentunya akan bermuara pada semangat nasionalisme.

Pada masa-masa pergerakan inilah dunia politik Indonesia mulai merekah dan menjadi cikal bakal tiga aliran besar yaitu nasionalisme, islamisme, dan komunisme menemukan tokohnya.

Haji Merah

Dari banyak nama besar yang mencuat, muncul nama Haji Mohammad Misbach. Namun sayang, ia terlempar dari pusaran nama-nama pahlawan kita. Alasan pastinya tidak pernah jelas, namun banyak peneliti dan sejarawan percaya hilangnya nama Misbach tidak lepas dari julukannya sebagai Haji Merah.

Lika-liku kehidupan Haji Misbach sangat sporadis, tidak terpetakan karena sering kali berbagai tindakannya merupakan respons dari keadaan yang terjadi di hadapannya saat itu. Seperti keberadaan Sarekat Islam, kehadiran Muhammadiyah, hingga pergerakan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV), cikal bakal dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Seluruh respons yang diberikan oleh Haji Misbach selalu berakar dari keresahan, kepedulian dan rasa ketidakadilan yang menurutnya merupakan inti dari ajaran Islam.

Lalu siapa Haji Misbach sebenarnya?